BERI PAPARAN : Wakil Ketua Komisi C Sriyanto Saputro sedang memberikan paparan dalam ekspose media.(foto: rahmat yw)
GEDUNG BERLIAN – Sumber pajak di luar pajak kendaraan bermotor (PKB) masih menjadi fokus Komisi C DPRD Provinsi Jateng pada tahun ini. Karena, masih ada beberapa sumber yang bisa dioptimalkan.

Demikian disampaikan oleh Wakil Ketua DPRD Provinsi Jateng Sriyanto Saputro, saat acara ekspose atau ‘Dialog Interaktif: DPRD & Media Massa’, di lantai 1 Gedung Berlian, Jalan Pahlawan Nomor 7 Kota Semarang, Jumat (13/11/2020).
Pada kesempatan itu, ia menjelaskan soal perlunya mencari sumber pajak lain karena selama ini PKB masih menjadi primadona atau sumber utama pajak Jateng.
Selain membicarakan soal pajak daerah, pada tahun ini Komisi C juga menyoroti aset daerah dan BUMD. Ia menilai hal itu menjadi sorotan karena masih banyak aset daerah yang perlu dioptimalkan dan BUMD perlu digenjot kinerjanya agar keduanya mampu memberikan kontribusi signifikan untuk pendapatan asli daerah (PAD).
Khusus aset daerah, Komisi C akan berkoordinasi dengan Komisi A mengenai pengelolaan, pemberdayaan, dan optimalisasi sejumlah aset daerah yang tersebar di 35 kabupaten/ kota. Dengan adanya koordinasi itu, maka ada upaya inventarisasi aset-aset yang masih layak untuk dimanfaatkan dalam rangka menambah PAD sekaligus pengelolaan yang lebih baik lagi untuk kepentingan masyarakat umum.
“Nanti, Komisi C bersama Komisi A akan melakukan rapat bersama membahas soal aset daerah,” katanya.
Mengenai penyusunan raperda, pihaknya sudah membahas mengenai potensi migas di Jateng dan tata kelolanya. Ia mengatakan, jika dulu persoalan migas ditangani Sarana Patra Hulu Cepu (SPHC), kini sudah ada perusahaan holding yakni Jateng Petro Energi (JPEG) Perseroda.
“Harapannya, perusahaan induk (holding) itu bisa bekerja secara profesional sehingga berdampak pada pendapatan Jateg,” terangnya.
Selain itu, Komisi C juga telah menyelesaikan Raperda tentang Perubahan Bentuk Hukum PRPP. Tujuannya agar kinerja PRPP bisa semakin optimal, termasuk mengelola di sektor pariwisata seperti bisnis Mice (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition),” pungkasnya.