BAHAS REVISI : Wakil Ketua Pansus RPJMD Hadi Santoso sedang membahas materi revisi di Madiun.(foto: azam addinulhaq)
MADIUN – Pemerintah Jawa Tengah masih terlalu pesimistis dalam memasang prediksi pertumbuhan ekonomi, target indikator kinerja utama dalam revisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2018 – 2023.
Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Pansus Revisi RPJMD Hadi Santoso usai melakukan pembahasan berberapa waktu yang lalu. “Masih terlalu pesimis, dan belum memaksimalkan potensi hadirnya proyek strategis nasional di Jateng. Ini artinya Jateng hanya jadi penonton tingginya investasi di Jateng,” terangnya. Dalam kesempatan itu turut hadir Pj Sekda Jateng Prasetyo Aribowo.
Menurut Hadi yang juga Wakil Ketua Komisi D tersebut potensi sangat jelas, munculnya Perpres 79/2019 yang melahirkan Kawasan Industri Kendal, Kawasan Industri Brebes, Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Borobudur dan Perpres 109/2020 yang mendorong lahirnya Kawasan Industri Terpadu Batang tinggal bagaimana memanfaatkan.
“Dilihat dari target yang dipasang belum tercermin optimisme, ribuan kendaraan proyek di Jateng tidak mampu diolah untuk menaikan pajak daerah, juga belum terlihat terobosan mengambil potensi pendapatan dari lahirnya kawasan industri ini bagi pemerintah,” terangnya.
Menurut Politikus PKS ini dalam revisi target untuk indikator kemiskinan sampai 2023, dikoreksi dari 7,8 % naik 10,27 % , pengangguran terbukanya juga naik 5,67 %, pertumbuhan ekonomi dipasang turun dari 6.0% menjadi 5,29%.
“Pemerintah masih beralibi soal Covid-19, seolah kita tidak bisa kendalikan sampai 2023, padahal KSPN Borobudur terus berjalan, KI Kendal, KIT Batang sudah lari kencang, masak target 7% dari pemerintah pusat tidak berani kita pasang minimal mendekati, diangka 6,2% ? “tandasnya.
Kondisi ini menurut Hadi kontras dengan Jawa Timur yang mampu mengoptimalkan potensi Perpres 80/2019 soal percepatan ekonomi, revisi RPJMD Jatim sudah cenderung positif di atas RPJMD lama sejak 2021.
“Pendapatan mereka di atas target 2020, semua indikator sudah di atas target di 2021, bahkan mereka berani menarget kontribusi terhadap ekonomi nasional diatas 40% hanya selisih sedikit dari Jakarta, fantastis , kita perlu banyak belajar ke Jatim,” tegasnya.
Hadi berharap masih ada waktu untuk melihat kembali semua indikator revisi RPJMD Jateng, kita harus bisa memprediksi dan membawa semangat pak Gubernur bahwa Jawa Tengah bisa lebih baik.(azam/priyanto)