CARI DATA: Panitia Khusus (Pansus) Fasilitasi dan Sinergitas Pelenyenggaraan Pesantren mencari data guna pembahasan raperda mengenai penyelenggaraan pondok pesantren di Jateng.(foto: ervan ramayudha)
BANTUL – Panitia Khusus (Pansus) Fasilitasi dan Sinergitas Pelenyenggaraan Pesantren, Rabu (28/12/2022), berkunjung ke Pondok Pesantren Ali Maksum Krapyak di Bantul. Kunjungan itu dalam rangkaian studi banding mencari data dan informasi guna pembahasan raperda mengenai penyelenggaraan pondok pesantren di Jateng. Pansus yang dipimpin Abdul Hamid diterima Pengasuh Pondok Pesantren Ali Maksum Krapyak KH Muhammad Nilzam Yahya.

Dalam paparannya, Ponpes Krapyak merupakan salah satu pondok pesantren yang memberikan semangat dan inspirasi kepada lainnya, dalam substansi Perda DIY tentang Pesantren sebagai subkultur memiliki kekhasan yang telah mengakar serta hidup dan berkembang di tengah masyarakat dalam menjalankan fungsi pendidikan, fungsi dakwah, dan fungsi pemberdayaan masyarakat.
Fungsi pesantren sebagai salah satu wadah untuk membina generasi penerus bangsa dan masyarakat dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia. Pesantren memiliki fungsi pelestari nilai-nilai budaya yang terintegrasi dalam kegiatan sehari-hari di Pesantren.
Hal ini terbukti dari eksistensi Pesantren yang menyelaraskan dan menyeimbangkan budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sehingga, keberadaan Pesantren di Daerah Istimewa Yogyakarta telah diakui sejarah sebagai bagian dari kekuatan budaya.
Peran Pesantren , lanjut dia, sebagai bagian dari kekuatan budaya sesuai dengan filosofi kedudukan Keraton Ngayogyakarta yang memandang kebudayaan sebagai paugeran kang adiluhung (pranata yang luhur). Oleh karena itu, pesantren harus senantiasa dipelihara dan dikembangkan.

Diakhir pertemuan Ketua Pansus Abdul Hamid menambahkan, banyak cerita tentang pesantren, tentang kurikulum, tentang keperpihakan pemerintah terhadap pesantren serta harapan – harapan pesantren dan bagaimana tentang fungsi tentang rekognisi, fasilitasi dan afirmasi itu bisa dilaksanakan di pesantren.
“Kami banyak mendapatkan gambaran dan menjadikan pilot project untuk pesantren-pesantren yang lain, di Ponpes Krapyak ini salafnya juga ada, dan juga telah melakukan penyetaraan serta modernnya juga ada,” ucapnya.(ervan/priyanto)