BAHAS IKAN. Pansus Nelayan saat bersama dengan pengolah ikan di Kota Yogyakarta Provinsi DIY, Kamis (4/11/2021). (foto dewi kembangarum)
YOGYAKARTA – Panitia Khusus (Pansus) kini terus mencari kajian dan masukan guna menyusun rancangan draf raperda demi terbentuknya kesejahteraan para petani garam dan nelayan. Demikian disampaikan Ketua Pansus Raperda Pemberdayaan Nelayan Petani Garam & Pengolahan Garam Riyono, saat berdiskusi dengan jajaran CV. Fania Food Kecamatan Kotagede Kota Yogyakarta Provinsi DIY, Kamis (4/11/2021).

Pada kesempatan itu, Riyono ingin mengetahui fokus pengolahan pangan yang terdapat di CV. Fania Food. “Harapannya, sektor UMKM di Jateng memiliki keahlian dan pengetahuan yang bisa mengolah dan memenuhi standarisasi produk yang ada di Jateng,” kata Politikus PKS itu.

Senada, Wakil Ketua Pansus Nelayan Nurul Furqon juga mengaku ingin menggali informasi untuk memenuhi draft raperda tersebut. “Kami sudah ke beberapa tempat petani garam Jepara, Kebumen, dan Cirebon. Sekiranya ada masukan untuk masalah penyusunan raperda,” ucap legislator PPP itu.
Menanggapinya, Owner CV. Fania Food Kotagede Hani Kusdaryati menerangkan bahwa rumah produksi per 16 Oktober 2021 sudah beralih menjadi PT. Fania Food Indonesia Pintar. “Selain memproporsi aneka olahan ikan dan pusat pelatihan pengolahan ikan. Kami banyak bekerjasama dengan instansi pemerintah dan swasta, salah satunya dengan PT. Danone Indonesia dalam beberapa materi pengolahan ikan,” jelasnya.
Ada pengolahan yang awalnya dari otak-otak bandeng kemudian berkembang 30 macam lebih, termasuk pemanfaatan sisa duri bandeng. “Produk yang kami hasilkan produk beresiko tinggi sehingga izinnya harus dengan BPOM, selain mahal juga lama,” tambah Hani.
Selain melihat hasil olahan, Pansus Nelayan juga melihat hasil techno park yang berada di Kampung Mina Padi Kabupaten Sleman Provinsi DIY. Mina Padi termasuk sistem pertanian yang dipadukan dengan perikanan dimana lahan padi ditempatkan pada kolam ikan, tanaman padi akan dibesarkan bersamaan dengan membesarkan ikan yang memiliki daya jual tinggi.
Dalam hal ini, Kepala Bidang Perikanan Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman Marjianto berharap supaya petani tidak dirugikan dengan persoalan harga. “Tolong pemerintah melindungi petani, salah satunya petani perikanan. Makanya, wisata techno park konsepnya saya masukan semua disini di perikanan,” jelas Marjianto.
Sebagai informasi, produksi Ikan Sleman bisa mensuplai 50% hingga 60% dari kebutuhan Provinsi DIY. Terdapat 2 inovasi yaitu olah padi dan sistem budaya ikan dengan sentuhan kincir air, yang saat ini dikembangkan dan disetujui KKP. Saat ini, Pemkab Sleman memiliki konsep kontribusi ke masyarakat melalui Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan meminta supaya nanti bantuan tersebut mengarah ke sektor perikanan. (dewi/ariel)