BINCANG RAPERDA : Ketua Pansus Nelayan Riyono sedang berbicang perihal raperda nelayan di Kebumen.(foto: ganang al hadi)
KEBUMEN – Panitia Khusus (Pansus) DPRD Jateng tentang Nelayan menyerap aspirasi di Kebumen guna penguatan isi draf rancangan perda, Selasa (2/11/2021). Selain berkunjung ke Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan, rombongan Dewan juga turut melihat langsung panen udang vaneme dan pengolahan garam di Kecamatan Puring.

Turut hadir pula Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jateng Ferdiawan Tiskiantoro. Mereka diterima Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan kebumen Joni Hernawan serta kelompok petambak udang.
Selaku Ketua Pansus, Riyono berharap kunjungan di kebumen untuk menerima aspirasi dari petambak udang vaname, dan petani garam agar harapan mereka dapat dituangkan dalam raperda. Raperda nelayan dapat turut memecahkan masalah harga pakan bila naik.
Salah satu dari petambak Agus Kusbandi menyampaikan perlu adanya bantuan listrik dan solar untuk genset. Petani tidak bisa mengandalkan listrik dari PLN untuk menggerakkan kincir angin. Petani sering menggunakan genset supaya kincir anggin terus berputar. Bahkan akses jalan di sekitar tambk pun minta diperhatikan supaya mudah dalam pengelolaan.
Anggota pansus Saiful Hadi menjelaskan, ada Raperda yang bertujuan menyejahterakan petambak dan nelayan, contoh adanya asuransi untuk nelayan, penanggulangan bencana nelayan yang terjadi musibah di laut, subsidi solar untuk solar sendiri dapat di manfaatkan oleh nelayan dan petambak untuk genset.
Selanjutnya rombongan meninjau langsung ke lokasi tambak udang dan garam di Kecamatan Puring.
Di sana, Dewan melihat panen udang di Pantai Bopong Puring. Dalam pertemuan itu mengemuka petani udang kerap menghadapi kendala seperti kematian dini benur karena tidak adanya pengolahan limbah.
“Harapan kami udang vaname ini menjadi komoditi expor dan tambak ini menjadi salah lapangan kerja bagi masyarakat sekitar” ujarnya.
Terakhir Riyono dan rombongan meninjau tempat pembuatan garam di Puring. Disana bertemu dengan kelompok garam sistem tanel/ saluran.
Riyono mengatakan kualitas garam di sini sangat baik dan harga jualnya dari Rp 1.500 per kilogram paling bagus sampai Rp 2.000 per kilogram. Sementara harga garam di wilayah Pantura rat-rata tidak sampai Rp 1.000 per kg.
“Di perda kita akan masukan sekitar 30% menyerap garam lokal. Harapan kami petambak garam ini harus di perbanyak dan dibantu dari tingkat kabupaten, kota sampai provinsi,” ucapnya.(ganang/priyanto)