PANTAU PEMBANGKIT. Komisi D DPRD Jateng saat memantau PLTA Jelok Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, Selasa (26/3/2019). (foto ariel noviandri)
TUNTANG – Dalam rangka penyusunan Raperda Ketenagalistrikan, Komisi D DPRD Jateng berkunjung ke Kantor Sub Unit Jelok Unit Pembangkitan Mrica PT Indonesia Power di Kabupaten Semarang, Selasa (26/3/2019). Pada kesempatan itu, Wakil Ketua Komisi D DPRD Jateng Hadi Santoso mengatakan raperda itu nantinya membahas semua persoalan ketenagalistrikan, termasuk stakeholder di dalamnya.
“Kami disini ingin meminta semua masukan regulasi, aspek sosial kemasyarakatan, dan sumber pembangkitan dalam penyusunan Raperda Ketenagalistrikan Jateng,” kata Legislator PKS itu.

(foto ariel noviandri)
Ia juga mengatakan raperda itu untuk mendorong upaya pembangkitan dengan potensi alam yang dimiliki Jateng. Dengan begitu, kebutuhan tenaga listrik di provinsi bisa selalu terpenuhi.
“Pengusahaan dalam ketenagalistrikan sangat diperlukan agar nanti di dalam raperda bisa bermanfaat bagi stakeholdernya,” jelasnya.

(foto ariel noviandri)
Anggota Komisi D DPRD Jateng Wahyudin Noor Aly meminta optimalisasi PLTA Jelok harus didukung dengan mesin operasional yang mumpuni. Karena, masih ada mesin-mesin lama yang beroperasi untuk membangkitkan listrik.
“Saya berharap ada pembaruan mesin sehingga operasionalnya pun tetap optimal,” kata politikus dari Fraksi PAN itu.
Menanggapinya, General Manager Sub Unit Jelok Unit Pembangkitan Mrica PT Indonesia Power Slamet Suwardi mengakui pemerintah saat ini berupaya menggerakkan energi baru terbarukan. Air, angin, dan tenaga surya menjadi alternatif dalam ketenagalistrikan.
“Untuk itu, kami juga melakukan upaya tersebut dimana saat ini sedang melihat aturan dan regulasinya,” kata Slamet.

Di PLTA Jelok sendiri, Supervisor Senior PLTA Jelok Joko Sunarno menjelaskan sumber ketenegalistrikan berasal dari Danau Rawa Pening. Namun, banyaknya tanaman enceng gondok dan semakin padatnya pemukiman, yang menyebabkan luasan danau menyempit, menjadi kendala tersendiri.
“Kendala itu mempengaruhi optimalisasi di PLTA Jelok. Karena, dengan semakin padatnya pemukiman, maka kemungkinan adanya sampah semakin besar sehingga bisa saja masuk ke mesin dalam operasional PLTA,” kata Joko didampingi Manager Operasi & Pemeliharaan Unit Pembangkitan Mrica PT Indonesia Power Toha Hasimi. (ariel/priyanto)