DISKUSI KESENIAN. Anggota DPRD Jateng Sarei Abdul Rasyid sedang berdiskusi kesenian Buraq di Brebes. (foto: dyana sulist)
BREBES – Media komunikasi tradisional, selain erat dengan gaya khas kesenian, juga punya nilai budaya, agama, dan kebangsaan. Hal tersebut disampaikan anggota DPRD Provinsi Jateng Sarei Abdul Rasyid, usai pargelaran kesenian Buraq di Brebes beberapa waktu lalu.
“Media ini punya banyak pesan bagi kita, contohnya untuk saya Buraq ini pesan kepada saya tentang kesucian dan pengorbanan. Karena Buraq ini berkesan bagi saya saat khitan,” kenang politikus PDI Perjuangan itu diiringi dengan kelakar masa lalunya.

Sarei mengatakan kesenian Buraq ini adalah salah satu khas cara orang Brebes memberitahu kepada anaknya yang usai khitan akan melalui perjalanan panjang layaknya Isra Miraj. Buraq adalah salah satu kesenian di Brebes yang kerap dimainkan saat tasyakuran khitanan anak laki-laki.
“Jadi, ada pesan di media ini, sesepuh kita, kyai kita mengajarkan melalui cara-cara yang luar biasa kreatif seperti ini. Buraq, kalau kamu sudah khitan, kamu akan melewati jalan panjang kehidupan seperti Isra. Selain itu juga dituntut untuk punya spiritualitas, nah ini Mi’raj,” ujarnya.

Lebih lanjut, Sarei mengatakan cara komunikasi tradisional ini menjadi inspirasi yang perlu diaplikasikan dalam setiap pengambil kebijakan. Bagaimana mengkomunikasikan kebijakan dengan sebijak bijaknya. (azam/priyanto)