LESTARIKAN BUDAYA: Ketua Komisi C DPRD Jateng Bambang Haryanto menyampaikan sambutannya dalam kegiatan Media Tradisional.(foto: rafdan rahinnaya)
BANYUMAS – Wayang jemblung dimainkan. Kesenian ini merupakan khas dari daerah Banyumas. Hanya berisi percakapan satu atau dua orang lebih. Sementara bebunyian musik seperti gamelan dikeluarkan dari suara pemain.

Tokoh muda asal Banyumas Imam Arif menyebutkan jemblung berasal dari istilah jenjem-jenjeme wong gemblung (Tentram-tentramnya orang gila) yang mengandung maksud, walaupun dalam pertunjukannya berlaku seperti orang gila, tetapi dalam ceritanya mengajarkan nilai-nilai luhur tentang etika dan moral serta pesan-pesan yang baik kepada masyarakat. Pertunjukkan jemblung berisi dongeng yang kaya akan pesan-pesan moral yang kerap pentas saat acara bayi berusia selapan (satu bulan).

Dalam Dialong Budaya “Nguri-uri Kesenian Khas Banyumas: Wayang Jemblung” di Pendapa Duplikat Panji, Kecamatan Banyumas, Kamis (30/6/2020), anggota DPRD Jateng Bambang Haryanto Baharudin mengungkapkan nguri uri kebudayaan khas Kabupaten Banyumas wajib kita jaga.
“Kegiatan ini merupakan komitmen kami untuk menjaga budaya. Dimana kita harus kembali ke jati diri kita kembali ke budaya kita, budaya Indonesia. Saya berharap kegiatan ini kontinyu”, tegas Bambang.

Imam menyebutkan banyak kesenian Banyumas yang sudah punah. Wayang jemblung pun bila tidak serius dijaga bisa turut hilang nantinya.
“Pak Bambang, sebenernya kesenian di Banyumas total ada 64 jenis. Akan tetapi sekarang tinggal satu dua saja. Saya berharap dengan kegiatan ini dapat menjaga kesenian Banyumas”, ucap Imam.
Senada, Bambang juga menambahkan Kabupaten Banyumas ini luar biasa karena memiliki kebudayaan yang beragam.
“Saya bangga sebagai putra daerah, putra asli Banyumas karena disini memiliki kesenian dan kebudayaan yang sangat banyak. Sekali lagi saya tegaskan ini merupakan komitmen saya untuk mengangkat kesenian di Banyumas”, ucap politikus PDI Perjuangan.(rafdan/priyanto)