PENARI BUTO: Para penari buto seni gedruk pada acara pementasan di lapangan Kantor Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang.(foto: cahyo depe)
UNGARAN – Sekilas melihat kesenian Tari Gedruk dari gerak dan pakaian sama mirip dengan Tari Topeng Ireng. Kedua seni tari ini sama-sama banyak menggunakan gerakan hentakan kaki dan kelincahan si penari. Bahkan kaki dari para penari dipasangi asesoris krincing yang terbuat dari logam kuningan dengan jumlah banyak, sehingga membuat suara gemerincing saat kaki para penari dihentakkan.

Pada kegiatan Media Tradisional (Metra) DPRD Provinsi Jawa Tengah, Sabtu (22/10/2022), Tari Gedruk dipentaskan di lapangan Kantor Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang. Ketua DPRD Jateng Bambang Kusriyanto mendukung pengembangan seni Tari Gedruk. Para penari kebanyakan anak-anak muda. Pelibatan mereka sangat dibutuhkan sebagai salah satu bentuk nguri-uri serta nguripi kesenian daerah.

Dalam dialog acara itu, anggota DPRD Kabupaten Semarang Sutanto mengakui kesenian di Kaliwungu banyak dipengaruhi dari Boyolali. Sebagai daerah di tapal batas dengan Kabupaten Boyolali, tentulah Gedruk sama mirip dengan Topeng Ireng.
“Namanya kesenian, tidak ada istilah ini dari Kaliwungu, ini dari Boyolali. Sepanjang pengembangan maupun pemberdayaan kesenian maju, kami di DPRD tetap menyokongnya,” ucap putra asli Kaliwungu itu.
Melihat tari tersebut, lanjut dia, tak terlalu rumit sebagaimana tari Jawa pada umumnya. Tari Gedruk menggambarkan kemarahan buto Gunung Merapi. Entah siapa yang menciptakan seni tari itu. Selain asesoris lonceng kecil pada kaki, para penari menggunakan topeng dengan wujud menyeramkan dengan mata melotot dan seringai gigi taring.
Pemerintah Kabupaten Semarang, lanjut Tanto, selalu memberikan bantuan APBD pada kelompok kesenian. Termasuk aspirasi melalui Ketua DPRD Jateng Bambang Kusriyanto ada untuk pengembangan kelompok kesenian.
“Hanya saja bagi penerima bantuan kesenian itu setiap tahunnya tidak boleh secara berturut-turut mendapatkan anggaran. Pada tahun 2023 saja, dari hasil verifikasi usulan aspirasi ada yang sudah menerima sehingga kami coret,” ucapnya.
Camat Kaliwungu Suyana turut menambahkan, wilayahnya yang berbatasan langsung dengan Boyolali banyak kesenian yang muncul. Kuda lumping, tari Jawa, wayang kulit juga sebenarnya ada dan berkembang di Kaliwungu.(soni/priyanto)