PELESTARIAN BUDAYA: Anggota DPRD Jateng Tri Mulyantoro bersama narasumber lain membahas pelestarian budaya terutama kesenian daerah supaya tetap lestari di Banjarnegara.(foto: mentaripagi)
BANJARNEGARA – Tokoh Kumbakarna dijadikan lakon pada pementasan wayang kulit di Aula Desa Sirkandi, Kecamatan Klampok, Banjarnegara, Sabtu (18/6/2022). Ketokohannya patut dijadikan suri teladan terutama dalam membela tanah negeri.

Dalam sanggitnya “Kumbakarna Kusuma Bangsa”, Ki Gias Yudha Pratama membabar ketokohan Kumbakarna – Sang Patriot – dalam epos Ramayana. Kumbakarna tahu tindakan kakaknya, Rahwana menculik Sinta dari Sri Rama adalah salah, namun Karna memilih melindungi Alengka-negerinya dari serbuan Rama dengan bantuan pasukan wanara yang dipimpin Hanoman. Ia pun gugur sebagai kusuma bangsa.

Semangat membela negeri seperti yang dilakukan Kumbakarna, diungkapkan anggota DPRD Jateng Tri Mulyantoro, harus terus diuri-uri sampai kapan pun. Hal itu diungkapkannya dalam kegiatan Media Tradisional (Metra) DPRD Jateng “Pergelaran Wayang Kulit”.
Masyarakat desa pun turut membanjiri aula desa. Bagi mereka, pentas wayang menjadi sebuah hiburan tersendiri. Terlebih dalam dua tahun terakhir ini, kegiatan kesenian dengan mengundang massa praktis tidak diperbolehkan.
“Kumbakarna menjadi ikon pembela negeri. Semangatnya, patriotismenya harus terpupuk bagi kita, warga Indonesia,” ucap anggota Komisi A dari Fraksi PKS.
Tri Mulyantoro mengaku sangat mendukung kegiatan seni budaya. Ia pun siap memfasilitasi kegiatan kesenian masyarakat.
“Menurut saya, budaya itu membawa kebahagian tersendiri. Seperti contoh seni musik itu dilihat dari nada, suaranya wayang dari aksinya/tampilannya, dan kriya itu dari ketenangan, visual. Di Desa Sirkandi, ada sebuah sanggar yang bisa digunakan anak-anak muda untuk mempelajari, melestarikan, dan menumbuhkembangkan kesenian tradisional,” ungkapnya.
Pada kesempatan itu pengamat kebudayaan Banjarnegara Suratno mengakui pandemi Covid-19 banyak berimbas pada pegiat kesenian. Tidak sedikit pelaku kesenian atau seniman harus memutar otak supaya bisa mendapat penghasilan. Karena mengumpulkan massa sangat dilarang, muncul kreativitas dari seniman yang memanfaatkan serta menggunakan teknologi digital untuk berkreasi.
“Ada nge-vlog berbagai acara seni melalui kanal Youtube. Wong ndesa mau tidak mau harus belajar kecanggihan teknologi. Kaum muda mari melestarikan kebudayaan, mari berinovasi, libatkan teknologi tanpa mengubah budaya,” pintanya.(mentari/priyanto)