SENI PERTUNJUKKAN: Anggota DPRD Jateng Paramitha menjadi narasumber dalam Media Tradisional (Metra) di Dukuh Tegalsari, Desa Karanggeneng, Boyolali.(foto: dyana sulist)
BOYOLALI – Kesenian tradisional dapat berkembang dan bertahan tidak bergantung pada pelaku seni saja. Dukungan dari pemerintah dan semua elemen masyarakat juga sangat diharapkan. Hal ini mengemuka dalam dialog Media Tradisional (Metra) : “Nguri-uri Kesenian Khas Boyolali” yang digelar di Dukuh Tegalsari, Desa Karanggeneng, Boyolali. Dalam acara itu turut dipentaskan reog dari kesenian Pusaka Krido Budoyo.

Pada kesempatan ini, Anggota DPRD Jateng Paramitha selaku pembicara mengatakan, dirinya ingin menggali kesenian-kesenian yang ada di Boyolali terutama reog dengan memiliki ciri khasnya sendiri.
Triatmo selaku budayawan dan Ketua Reog Pusaka Krido Budoyo mengungkapkan, reog Boyolali berbeda dengan reog di Jawa Timur, terutama pada kostum dan musik masih tradisonal. sedangkan reog Boyolali memiliki ciri khas menggunakan musik campursari, atau campuran tradisional dan modern. Bentuk tarinya juga beda, yang menggambarkan kehidupan sehari-hari.
Secara keseluruhan Boyolali, lanjutnya, tidak berani meninggalkan reog. Contohnya yang sudah terkenal khas Boyolali itu ada tari Budo Gedruk menceritakan raksasa-raksasa yang berkiprah, menggambarkan manusia yang serakah dengan keinginan duniawi dan di dalam tarian ada syair-syair buto yang menggambarkan hal baik, supaya jadi kehidupan yang baik. Syairnya pun dengan bahasa Jawa.
Susetia Ketua DPC PDIP Boyolali menanggapi reog merupakan kesenian yang sudah hampir punah. Hal ini diharapkan dapat menarik minat masyarakat, khususnya anak-anak zaman sekarang.
‘’Boyolali dari utara sampai selatan, barat ke timur luar biasa keseniannya, Pemerintah Boyolali ikut serta selalu membangun dan mengembangkan kesenian. Bantuan tiap-tiap kelompok kesenian sekitar Rp 10 juta, tapi belum kita bagikan semua, dan tetap bergilir karena begitu banyaknya kelompok seni budaya di Boyolali, dan ini tugas kewajiban pemerintah daerah,” ujarnya.(dyana/priyanto)