BAHAS KETOPRAK. Abang Baginda Muhammad Mahfuz Hasibuan dalam acara ‘Dialog Media Tradisional (Metra) DPRD Provinsi Jateng’ di Aula SMAN 1 Wirosari Kabupaten Grobogan pada Jumat (11/3/2022). (foto priskilla candra cahyaningtyas)
GROBOGAN – Anggota Komisi C DPRD Provinsi Jateng Abang Baginda Muhammad Mahfuz Hasibuan mengajak para seniman dan masyarakat Grobogan bersama-sama berinovasi dalam kesenian dan budaya tradisional agar tetap lestari. Hal itu disampaikannya dalam acara ‘Dialog Media Tradisional (Metra) DPRD Provinsi Jateng’ dan pagelaran seni ketoprak di Aula SMAN 1 Wirosari Kabupaten Grobogan, baru-baru ini.

Acara tersebut mengangkat tema ‘Ketoprak Humor Campursari Grobogan’ dengan menghadirkan narasumber lainnya yakni Kepala Dinas Pemuda Olahraga Budaya & Pariwisata (Disporabudpar) Kabupaten Grobogan Ngadino dan Pengelola Ketoprak Humor Campursari Mlongok Kabupaten Grobogan Denok. Dalam dialog itu, Baginda juga menyampaikan pandemi Covid-19 tidak hanya terjadi secara nasional tapi internasional. Dalam hal kesenian dan pariwisata, seniman dan masyarakat harus berperan bersama agar ekonomi dan budaya sama-sama bangkit.
“Dengan adanya Level 2 di Kabupaten Grobogan, sudah pada mulai dibuka secara sedikit demi sedikit sehingga perekonomian menjadi hidup lagi,” ungkapnya.

Senada, Ngadino mengatakan kesenian tradisional saat ini memang menghadapi tantangan yang cukup berat. Namun, pihaknya tetap menghimbau masyarakat untuk mematuhi aturan pemerintah soal pencegahan Covid -19. Kesenian yang mati suri saat ini merupakan akibat dampak pandemi yang cukup besar sehingga membuat para seniman sangat kesulitan untuk berinovasi.
“Terimakasih kepada pihak pemerintah provinsi telah membantu untuk menggerakkan perekonomian lagi, khususnya pada kesenian melalui kegiatan Media Tradisional ini,” ujar Ngadino.

Sementara, Denok menuturkan bahwa kelompok seni ‘mlongok’ merupakan sekumpulan kaum muda yang ingin ikut serta agar seni ketoprak tetap eksis. Ia menilai kondisi pandemi justru membuat para seniman di Grobogan semakin solid untuk bergerak bangkit bersama.
Sejak pandemi, Denok mengakui penghasilan para seniman terjun drastis karena tidak adanya panggilan pentas. Namun, kreasi kelompok seni Mlongok dapat disalurkan dengan memanfaatkan teknologi digital melalui berbagai media sosial.
“Sejak pertengahan 2021, kami sudah membuat channel YouTube dengan akun ‘Mlongok channel’ dan bagusnya antusias masyarakat masih ada. Terhitung dari awal kami membuat channel, kurang lebih sudah ada 2.000 pengikut,” kata Denok.
Dalam rangkaian Dialog Metra itu, digelar kesenian ketoprak humor. Kesenian itu diyakini kesenian asli Kabupaten Grobogan. (anif/ariel)