KESENIAN TRADISIONAL : Anggota DPRD Jateng M Henry Wicaksono menjadi pembicara pada Media Tradisional di Temanggung.(foto: dewi sekarsari)
TEMANGGUNG – Seni mudah untuk masuk ke sendi-sendi peradaban. Meski zaman berkembang dengan pesat, toh seni masih bisa bertahan meski harus masuk pada arah modernisasi. Lantas bagaimana dengan manusianya? Supaya bisa mempertahankan seni maka diciptakanlah inovasi-inovasi seni supaya tetap menjadi nilai yang luhur.

Bahasan ini mengemuka dalam dialog parlemen media tradisional “Nguri-uri Kebudayaan Khas Temanggung” di Desa Gandu, Kecamatan Tembarak, Temanggung, (10/7/2022). Dalam acara itu turut ditampilkan kesenian tradisional seperti musik angklung, tarian kuda lumping, serta tari bako dan topeng.

Anggota DPRD Jateng M.Henry Wicaksono yang hadir sebagai pembicara dalam dialog tersebut menerangkan kesenian daerah yang ada di setiap desa atau daerah merupakan kekayaan yang luar biasa. Kesenian yang berasal dari tradisi leluhur bisa dijaga sampai sekarang.
Peran para pelaku seni menjadi sangat penting, karena dengan berbagai inovasinya kesenian tradisional temanggung dapat dinikmati sampai sekarang, tentunya inovasi yang ada tidak merubah pakem, artinya inovasi yang ada justru memperkaya kesenian tidak merusak seni tradiasional.
“Saya kira banyak pelaku seni di Temanggung melakukan inovasi untuk melestarikan kesenian tidak hanya angklung, ada juga kesenian kuda lumping yag khas temanggung banyak, tiap desa lebih dari 3-5 kesenian. Ini kekayaan kita yg memang harus terus dikembangkan, harus terus diupayakan inovasi sehingga tiap tahun ada dinamika yang unggul. Intinya kita harus support teman-teman dan mengembangkan inovasi tanpa meninggalkan tradisi yang ada, inilah mengapa kita anjurkan inovasi ini tidak merubah pakem yang ada sejak dulu”, terang Sekretaris Komisi C.
Sependapat, Ahmad Khudlori, tokoh muda Temanggung pecinta seni, yang juga hadir sebagi pembicara menambahkan anak-anak muda sebagai generasi mendatang harus dikenalkan dengan kesenian tradisional. Menurutnya bagaimana bisa memikat anak-anak muda agar mau berperan aktif dalam kesenian adalah dengan berinovasi terhadap kesenian tersebut sehingga mudah diterima dan dinikmati oleh anak-anak muda.
“Saya selaku pemerhati dan org yg mencintai kesenian berharap akan terus lestari, tanggung jawab kita sebagai pemuda harus bisa nguri-uri kebudayaan, kita melestarikan dan ikut terjun didalamnya, tentunya dengan berbagai macam inovasi yang tidak merusak pakem cerita dari nilai dan tatanan seni tersebut, spt tari bako dikembangkan dengan berbagai macam kolaborasi tarian, tapu tetap pada pakemnya, ini jadi bisa identitas dari tarian di temanggung”, tambahnya.
Pembicara lain Parsidi, ketua paguyuban angklung juga mengatakan, seni tradisional yang berinovasi tidak bisa meninggalkan pakem.(cahyo/priyanto)