KESENIAN TRADISIONAL: Wakil Ketua Komisi A Fuad Hidayat bersama narasumber lain membahas budaya lokal Brebes.(foto: raynaldy prakoso)
BREBES – Kecintaan pada budaya lokal merupakan cikal bakal dari upaya pelestarian kesenian tradisional. Para pemuda dan pemudi harus punya semangat untuk terus menjaga kesenian lokal supaya tetap adi luhung.

Penegasan ini disampaikan anggota DPRD Jateng Fuad Hidayat saat menghadiri pergelaran “Media Tradisional : Nguri-uri Kebudayaan Brebes” di SMK Nurul Huda NU Paguyangan, Minggu (17/07/2022). Para pemuda bersemangat menampilkan tari Tumandang, karawitan, serta lantunan puisi khas Brebes.

“Saya sangat bangga, sanggat terharu melihat pelaku kesenian di sini adalah anak-anak kecil, tentu ini menjadi penerus, diharapkan dengan adanya regenerasi seperti ini kesenian tradisional khas brebes ini akan terus lenggeng dan lestari,” ujarnya.

Ia menambahkan, budaya lokal harus mendapat perhatian khusus dari semua pihak, pengaruh budaya asing dan perkembangan teknologi harus dihadapi dengan bijak agar tidak berdampak negatif terhadap kebudayaan dan kesenian tradisional.
“Kami hadir dalam rangka membina, mendampingi, dan memfasilitasi agar kesenian tradisional tetap bisa tumbuh dan berkembang, tentu keterlibatan pemerintah serta masyarakat sangat diharapkan dalam hal ini,” ucap Wakil Ketua Komisi A itu.

Menanggapi hal itu, Ahmad Zamroni selaku pembina kesenian lokal menjelaskan pihaknya senantiasa berupaya menjaga kecintaan masyarakat terhadap kebudayaan lokalnya. Mengolaborasikan kegiatan masyarakat dengan disisipkan penampilan kesenian tradisional menjadi salah satu langkah menumbuhkan minat dan kecintaan masyarakat terlebih generasi muda terhadap kebudayaaan lokalnya.
“Selain pembinaan, kami berinovasi dengan selalu menyisipkan kegiatan budaya lokal pada moment atau kegiatan apapun, contohnya saat ada lomba-lomba misalnya,” pungkas Zamroni.
Menambahkan, Ketua Pusat Kajian Media dan Kebudayaan Teguh Hadi Prayitno berpendapat perlunya adaptasi dengan melibatkan perkembangan teknologi dan media sosial dalam penyelenggaraan kebudayaan tradisional. “Melihat kebudayaan di Brebes ini, upaya kreasi dan inovasi sudah dilakukan, tinggal adaptasinya saja. Pementasan seperti ini tidak melulu hanya dilihat langsung saja, bisa direkam, dibuat konten yang menarik, kemudian di-share ke kanal-kanal digital agar penyebarannya semakin cepat dan meluas,” tutup Teguh.(aldy/priyanto)