KUDA LUMPING : Sesepuh desa Warsito memberikan sebuah kuda lumping kepada Bupati Afif Nurhidayat disaksikan anggota DPRD Jateng Isnaeni.(foto: cahya ayu)
WONOSOBO – Puluhan orang berjubel di lapangan Dusun Jurang Jero, Desa Candiyasan, Kecamatan Kretek, Wonosobo, Senin (20/6/2022). Malam itu, warga melihat pementasan sendratari Setdjonegoro Wisuda. Tarian tersebut menceritakan sepak terjang Tumenggung Setdjonegoro dan Kertonegoro dalam melawan kompeni.
Lebih semarak lagi dengan unjuk kebolehan dari para penari dalam membawakan Tari Gunungan, Tari Prajurit, Tari Gugur Gunung, Tari Kuda Lumping dan tarian kompeni dan tari dansa.

Pementasan itu bagian dari kegiatan Media Tradisional (Metra) Nguri-uri Budaya Khas Wonosobo. Anggota DPRD Jateng Isnaeni hadir langsung beserta Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat beserta Edi Kriyono selaku Kepala Desa Candiyasan.

Bagi Isnaeni, pementasan ini sekaligus memperingati Bulan Bung Karno dan Hari Lahir Pancasila 1 Juni. Tema yang diambil “Budaya Pemersatu Bangsa”. Kepada warga desa, dia mengatakan, semua orang harus tahu dan memahami budaya. Perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat perlu disikapi secara bijak dengan tetap berpijak pada budaya lokal.
“Budaya barat memang sangat deras mempengaruhi. Jangan pernah lupa terhadap budaya kita, Indonesia. Dengan dirajut oleh Pancasila yang mampu mempersatukan bangsa Indonesia,” ucapnya.

Menurutnya, kita harus bisa membuat budaya yang mampu mengumpulkan orang untuk guyub dan rukun. Dengan adanya kegiatan budaya dapat membantu, mendongkrak, dan mengungkit ekonomi masyarakat.
“Seperti kegiatan budaya dan pentas kesenian malam ini, banyak orang berjualan dan laku jualannya,” kata anggota Komisi A dari Fraksi PDIP.
Selanjutnya Bupati Afif menyampaikan apresiasi yang tinggi dengan kiprah Isnaeni sebagai wakil rakyat. Melestarikan budaya menjadi kewajiban bersama. Pemerintah pun berupaya untuk selalu menggelar aneka kesenian khas Wonosobo supaya kalangan muda dan anak-anak mengenal dan mencintainya budayanya.(anif/priyanto)