SOAL TRADISI. Kesenian tradisional dalam acara Dialog Metra di lapangan Desa Ganten Kabupaten Karanganyar pada Sabtu (1/10/2022) lalu. (foto humas)
KARANGANYAR – Kelihaian dalang dalam memainkan wayang kulit menjadi hiburan tersendiri bagi para penonton ditambah dengan perpaduan suara gamelan dan gendang menambah ciri khas dari pagelaran tradisional. Hal itu ditunjukkan dalam acara Media Tradisional pagelaran wayang kulit dengan lakon “Semar Bangun Desa” di lapangan Desa Ganten, Kabupaten Karanganyar, baru-baru ini.
Semar selaku kepala desa ingin membangun desanya agar lebih maju lagi akan tetapi niat baik tersebut tidak dengan mudah ia lakukan karena mendapat penolakan dari sebagian kalangan. Ia beranggapan bahwa sebagai pemimpin harus dapat bertanggung jawab atas keamanan, keselamatan, ketentraman dan kesejahteraan warganya. Hal itu tersirat dalam pagelaran wayang kulit dengan lakon Semar Bangun Desa.

Dalam dialog ini, anggota DPRD Jateng M. Yunus mengatakan, bahwa banyak tantangan yang harus dihadapi untuk melestarikan kebudayaan lokal. Ia juga menambahkan kesenian tradisional ini harus bersaing dengan budaya dari luar agar tidak tergerus oleh perkembangan zaman. Agar wayang lebih digemari kalangan milenial harus dikemas secara menarik agar mereka berminat menonton seperti adanya dialog yang lucu dan musik yang menghibur.
Munadi selaku Kepala Desa Ganten menekankan banyak kebudayaan yang belum bisa dipentaskan secara maksimal. Menurutnya, wayang kulit jika dilestarikan dengan baik akan menjadi kesenian yang mampu menyatukan semua kalangan.

Menambahkan, Ki Simon Darsono selaku dalang menganggap wayang kulit kurang digemari oleh anak zaman sekarang. Ia juga berharap kedepannya wayang kulit harus diperhatikan lebih baik lagi. (-/priyanto)