OBROLAN KESENIAN: Anggota DPRD Jateng Masfui Masduki mengobrolkan kesenian terbang kencer di Aula SMK Farmasi Al-Aamin, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal.(foto: mentaripagi)
SLAWI – Kesenian terbang kencer tersohor di pesisir Jawa Tengah. Biasanya kesenian itu manggung pada acara-acara tertentu seperti peresmian, akikah, termasuk pada bulan Mulud (Mulid Nabi).

Pada pergelaran Dialog Kebudayaan dan Media Tradisional DPRD Provinsi Jawa Tengah di Aula SMK Farmasi Al-Aamin, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Sabtu (29/10/2022), turut disajikan kesenian terbang kencer. Bertindak sebagai narasumber dalam dialog itu anggota DPRD Jateng Masfui Masduki, Moh Solakhudin (pengiat seni), dan Moh Musa (pengamat budaya).
Sebagai wakil rakyat, Masfui mengapresiasi pengembangan kesenian rakyat ini. Meski terbang kencer merupakan seni khas Melayu, namun bila dicermati pengembangannya banyak muncul di Pantura Jawa. Tidak sedikit di daerah-daerah sampai desa-desa bermunculan kelompok kesenian terbang kencer.
“Kami di DPRD Jateng mendukung setiap upaya pengembangan keseniaan budaya lokal, serta melestarikan kesenian tradisional agar mendorong generasi muda mengenal seni tradisional, dan menjadikan aset potensi wisata daerah,” ucap anggota Komisi D.

Solakhudin turut menjelaskan, kesenian kencer merupakan perpaduan antara Jawa dan Arab. Beriramakan gambus, dangdut, Melayu. Untuk menjadi pemain terbang kencer selain harus berani kerja keras, keseriusan, dan tidak berputus asa, serta ada bakat seni.
“Juga yang tidak kalah pentinga adalah tidak mempunyai rasa malu, sebagaimana yang dikemukakan oleh salah seorang yang prihatin tentang keberadaan terbang kencer karena generasi muda enggan untuk mempelajarinya, dianggap kuno, kampungan,” selorohnya.
Moh Musa menambahkan, pemain terbang kencer berjumlah empat orang. Merupakan kesenian yang bernafaskan Islam. Hal irtu tercermin dari kostum dan lagu-lagu yang dilantunkan. Biasanya bersumber pada Kitab Barzanji.(mentari/priyanto)