DIALOG INTERAKTIF : Sejumlah narasumber dialog interaktif di Stasiun TATV Surakarta, Kamis (11/6/2020).(Foto: Dewi Sekarsari)
SURAKARTA – Di era pandemi Covid-19 seperti ini media sangat berperan dalam pemilahan pemberitaan, khususnya yang dapat membangun optimisme masyarakat untuk melawan Covid-19.
Dikemukakan anggota Komisi A DPRD Jateng Stephanus Sukirno saat menjadi narasumber dalam acara talkshow di Stasiun TATV Solo mengangkat tema “Membangun Optimisme di Tengah Pandemi dengan Pemberitaan”, Kamis (11/6/2020). Acara tersebut bekerja sama dengan Komisi Penyiaran Informasi Daerah (KPID) Jateng.

Sukirno menjelaskan media bisa memberikan suatu masukan kepada masyarakat, semisal saja yang semula takut menjadi tidak takut.
“Kita perlukan membangun sikap masyarakat supaya tetap bisa berkegiatan walaupun keadaan seperti ini, tidak usah khawatir, teruskan saja adaptasi yangg baru,” jelasnya.
Ia menambahkan, kebijakan yang sudah ada tetap dijalankan terlebih dahulu dengan tidak mengabaikan sejumlah protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah seperti menggunakan masker, cuci tangan, tidak berkerumun.
“Dengan kondisi New Normal yang disampaikan berarti memang saat ini kita dituntut untuk jangan berpikiran seperti yang dulu lagi. Biasakan diri kita untuk tetap menjaga protokol kesehatan,” tegasnya.
Menurut dia, kenormalan baru atau New Normal bukan berati masa normal seperti dulu yakni di segala tempat/waktu boleh melakukan suatu kegiatan tanpa batasan aturan kesehatan. Politikus PDIP ini berharap agar masyarakat tidak hanya memikirkan kepentingan diri sendiri tetapi juga semua orang yang sedang berjuang melawan Covid-19.

Senada dengan Sukirno, Ketua KPID Provinsi Jawa Tengah Budi Setyo Purnomo mengatakan pandemi Covid-19 itu mau tidak mau, suka tidak suka telah mengubah pola interaksi di tengah masyarakat. Komunikasi di media ini menjadi nyata.
Ketika berkembangnya media informasi di media sosial, atas pandangan publik terhadap info yang tidak jelas ini semakin memarak dan membuat masyarakat tidak nyaman atas pemberitaan yang tidak jelas sumbernya.
“Kami berharap sih media sosial atau media informasi lain bisa lebih bijak dalam pemberitaan, khususnya untuk menjaga pola pikir masyarakat. Kami dari KPID Jateng tentu bergerak cepat untuk penanganan meminimalisir menyebarnya hoaks atau informasi sesat,” katanya.
Sekarang ini KPID Jateng membentuk satuan tugas (satgas) monitoring berita mengenai Covid-19. Fungsi satgas tersbut supaya masyarakat bisa mendapat informasi yang tepat, akurat, dan benar. “Sekarang good news is maknyus, berita baik menjadi berita yang disukai oleh lembaga atau pemirsa,” imbuh Budi Setyo.
Kebijakan antara pemerintah satu dan lainnya itu membingungkan sendiri, maka dari itu sekarang ini yang diharapkan publik adalah berita yang mempunyai nilai manfaat tinggi. Karena sosial media distancing juga penting tidak hanya physical distancing, jadi sumber media sangat penting.
Tidak hanya itu, Koordinator Bidang (Korbid) Penindakan dan Pembinaan KPID Prov. Jateng Sonakha Yuda Laksono juga menambahkan, harus ada perubahan ritme peliputan, bagaimana para reporter menjaga keselamatannya dan pemirsa mendapatkan berita yang bersumber dengan jelas.
“Teman-teman reporter menjaga kredibilitas kita. Era pandemi kita banyak stasiun televisi nasional yang takedown berimbas karena pandemi ini. akhirnya terkena dampak korona ini tidak hanya satu pihak,” katanya.
Penyiara harus tetap menjaga kaidah, lembaga penyiaran harus jernih, artinya ketika melakukan satu liputan cari sumber yang jelas. Bagaimana tentang kesiapan masyarakat hari-hari ini. Perlu diimbangi satu liputan yang bagaimana masyarakat optimistis menghadapi pandemi.
“bikin liputan yg membumi. perlu adanya terobosan baru dari lembaga penyiaran. Media di era spt ini harus dijaga, sosialisasi tentang covid harus ada. new normal itu beraktivitas spt biasa untuk menormalkan pemasukan masyarakat.(dewi/priyanto)