PERTEMUAN BERSAMA. Jajaran Komisi E bersama Cabang Dinas Pendidikan XIII dan SMAN 1 Subah melakukan pertemuan, Selasa (13/8/2019).(Foto: Priskilla Tyas)
BATANG – Komisi E melakukan kunjungan kerja ke SMAN 1 Subah di
Batang, Selasa (13/08/2019). Kunjungan itu dilakukan untuk memantau sarana dan prasarana penunjang kegiatan belajar mengajar peserta didik terkait hambatan serta kekurangan yang belum teratasi.

Rombongan Komisi E DPRD Jateng diterima oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XIII, Santoso, SH MH. Saat pertemuan, pimpinan rombongan Komisi E, Jamaludin mengatakan, dalam perkembangan sekolah untuk output dan input dari peserta didik sangat penting guna meningkatkan kualitas serta eksistensi sekolah itu sendiri terutama bagi siswa yang melanjutkan ke perguruan tinggi.
“Perlu dipecahkan pelan-pelan, mengatur dana pendidikan di jawa tengah agar bapak tau peran dan tanggung jawab, sekolah negri dibuat baik agar terlihat baik, antara lembaga pendidikan terkait dengan masyarakat punya kesadaran yang sama,” kata Jamal.
Anggota DPRD lainnya, Adi Rustanto menambahkan, Komisi E sangat memperhatikan masalah pendidikan, sarana prasarana. Pihak sekolah bisa menyusun proposal pengajuan bantuan kepada Pemprov Jateng. Namun terlebih dulu dikirimkan kepada cabang dinas dan ditembuskan kepada Komisi E. Menurut dia hal ini bisa menjadi bahan pertimbangan saat rapat kerja karena akan dilihat skala prioritas masing – masing sekolah di Jawa Tengah.
“Kalau usulan – usulan tidak hanya di cabang dinas, tapi komisi E ya dikasih tembusan,” kata Adi.
Menanggapi hal itu, Santoso menjelaskan, Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XIII menyebutkan ada beberapa kecamatan yang tidak mempunyai SMA negeri. Hal ini sangat menjadi kendala terkait regulasi zonasi yang sedang berlaku, serta beberapa SMA masih belum baik dalam hal akreditasi sekolah.
Ia juga mengatakan dalam output siswa yang melanjutkan ke perguruan tinggi sekitar 60% sedangkan 40% belum dapat melanjutkan karena alasan beragam.
“Sehingga kondisi ini tentunya perlu kami pikirkan bagaimana agar anak-anak yang 40% itu kami perhatikan, karena bekal bekerja masih minim, menggagas usulan agar di SMA ini akan ada double track, anak-anak yang lulus SMA akan ada ijazah keterampilan,” kata Santoso.(tyas/priyanto)