LIHAT LABORATORIUM. Anggota Komisi E Sri Marnyuni melihat laboratorium yang dimiliki SMK 3 Kendal di Boja, Selasa (23/7/2019).(Foto: Priyanto)
KENDAL – Kompetensi siswa kejuruan hendaknya lebih ditingkatkan. Siswa sekolah vokasi dituntut memiliki keahlian dibandingkan siswa sekolah umum. Penegasan itu disampaikan anggota Komisi E Muh Zen saat memimpin rombongan DPRD Jateng mengunjungi SMK Negeri 3 di Boja, Kendal, Selasa (23/7/2019).

Di hadapan para guru, politikus PKB itu memaparkan, kendala utama sekolah kejuruan adalah belum maksimalnya sistem pengajaran sehingga siswa saat lulus belum juga bisa masuk dunia kerja. Bahkan siswa tidak bisa menciptakan lapangan kerja.
“Ini problematika pendidikan vokasi kita. Tugas guru untuk bisa menjawab masalah itu,” ucap dia.

Penegasan serupa dilontarkan anggota Komisi Adi Rustanto. Masalah pendidikan dinilai belum ada pemecahan secara serius. Di satu sisi, sistem penganggaran untuk pendidikan mendapatkan alokasi yang terbilang besar, namun kerap hasil yang dihasilkan kurang berbanding.
“Dari dulu, permasalahannya itu-itu saja. Diperlukan terobosan yang kuat,” tegas dia.
Sementara Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jateng XIII Santoso menjelaskan, permasalahan sekolah kejuruan berpangkal pada anggaran. Sistem praktikum kerap membutuhkan dana yang besar. Pemerintah sudah berupaya keras menaikkan alokasi anggaran untuk pendidikan vokasi
Di lain pihak Kepala SMK 3 Condro Budi Susetyo menegaskan beberapa persoalan di antaranya masalah guru tidak tetap, kompetensi guru, dan operasional sekolah. Namun demikian, secara bertahap dan perlahan permasalahan itu bisa teratasi.
Selama 40 menit, sejumlah anggota Komisi E diajak berkeliling sekolah terutama pada laboratorium dan ruang praktikum. Sri Marnyuni menegaskan, sekolah vokasi sudah selayaknya jumlah jam praktik diperbanyak supaya siswa mahir pada bidangnya. Terlebih menghadapi revolusi industri 4.0, semua harus sudah siap.(priyanto/ariel)