LIHAT PERPUSTAKAAN. Anggota Komisi E melihat perpustakaan milik SMKN 2 Adiwerna, Kabupaten Tegal.(Foto: Setyo Herlambang)
SLAWI – Peningkatan kualitas mutu pendidikan di jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi. Peningkatan kualitas pendidikan dimulai dari fasilitas sarana-prasarana hingga tenaga pendidik yang berkompeten.

Hal tersebut disampaikan anggota Komisi E DPRD Jateng Jamaludin saat bersama rombongan ke SMK Negeri 2, di Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal, Rabu (31/7/2019).
Saat berkeliling sekolah dan mendengarkan paparan, Komisi E memberikan apresiasi dengan kualitas mutu layanan pendidikan yang sangat baik. Bahkan para alumninya dapat bekerja.
Hal tersebut disampaikan anggota Komisi E, Jamaludin saat memberikan arahan kepada jajaran tenaga pendidik di ruang rapat sekolah. Dia mengharapkan lulusan SMK N 2 Adiwerna punya daya tersendiri mengingat fasiltas dan tenaga pendidik terbaik. Dia melihat alumninya punya peran dalam berwirausaha.
“Dengan kualitas dimulai dari fasilitas dan tenaga pendidik yang baik maka akan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Sebagai pendidikan vokasi mengahadapi revolusi industi 4.0, dunia SMK harus diwajibkan menghasilkan lulusan yang siap terjun di dunia kerja. Selain membutuhkan kreativitas, revolusi industri 4.0 harus punya inovasi di semua sektor industri yang memang harus sesuai dengan prinsip SMK saat ini,” ujar legislator PKS.
Menanggapi, Kepala SMK N 2 Adiwerna, Hartanto memaparkan sekolahnya mendapat bantuan dana dari pemerintah pusat dan daerah dalam pengembangan fasilitas dan tenaga pendidik. Ia juga menjelaskan lulusannya bekerjasama dengan perusahaan dalam penyaluran tenaga yang dibutuhkan. Para lulusan juga dituntut dapat mengembang ilmu yang sudah dipelajari menjadi peluang berwirausaha.
“SMK N 2 Adiwerna mempunyai enam jurusan yang semuanya terakreditasi “A” yaitu; desain interior & teknik arsitektur, kriya kreatif kayu & rotan, kriya kreatif logam & perhiasan, kriya kreatif batik & tekstil, multimedia, dan teknik komputer jaringan. Dengan begitu lulusan sekolah kami punya daya saing yang sangat baik sehingga siap memasuki dunia kerja. Hal ini semua karena SMK N 2 Adiwerna mendapat dana suntikan dari pemerintah pusat dan daerah untuk pengembangan sekolah vokasi industri dengan memegang prinsip teknologi, modal, dan skill. Ketiga prinsip tersebut dipegang siswa sampai lulus, sehingga mempunyai kesempatan berwirausaha dengan baik,” jelas dia.
Sebagai informasi, SMK N 2 Adiwerna sebelumnya bernama Sekolah Menengah Ilmu Kerajinan atau SMIK yang memfokuskan pendidikan di bidang kerajinan. Beberapa kerajinan seperti kayu, logam dan batik mempunyai nilai jual yang cukup tinggi. Didorong tenaga berkompeten, SMK N 2 Adiwerna juga sering memenangkan lomba-lomba dalam pameran industri sekolah kejuruan.
Sementara saat meninjau ruang perpustakaan, anggota Komisi E, Nur Khasanah meminta jajaran pengelola untuk menyediakan digitalisasi buku-buku perpustakaan. Dengan sistem tersebut, siswa akan mudah mengakses informasi buku perpustakaan walaupun sedang berada di rumah.(tyo/priyanto)