KUNJUNGAN LAPANGAN : Ketua Komsi D Alwin Basri memimpin rombongan mendatangai Bank Sampah Gemah Ripah di Bantul.(foto: dewi sekarsari)
BANTUL – Komisi D DPRD Jateng tertarik dengan program milik Bank Sampah Gemah Ripah di Kalurahan Bejen, Kapenewon Bantul. Sebagai bank sampah berdiri pertama di Indonesia, keberadaan lembaga tersebut mampu secara mandiri mengelola persampahan yang sepenuhnya diserahkan warga.

Konsep itulah menjadi daya tarik tersendiri, demikian diucapkan Ketua Komisi D Alwin Basri saat bersama dewan melihat tempat tersebut, Kamis (8/4/2021). Pengelolaan bank sampah secara mandiri bisa diadopsi di Jateng. Alwin pun kemudian mempertanyakan mengenai campur tangan pemerintah atau lembaga keuangan daerah lain.
“Bank sampah ini dikelola warga dan hasilnya juga untuk warga, lantas apakah ada perhatian pemerintah atau BUMD,” tanya dia.

Menanggapi hal itu, Direktur sekaligus pencetus Bank Sampah Gemah Ripah Bambang Suwerda menjelaskan, mulai dari konsep sampai manajemen bank tersebut. Setiap RT ditunjuk pengepul sampah sebelum disetorkan ke bank sampah. Masing-masing pengepul memiliki data berisi berat dan jenis sampah.
“Pengepul inilah yang berperan mengumpulkan sampah-sampah yang bisa dijual,” jelasnya.
Kemudian, sampah apa saja yang bisa dijual Bambang kemudian menerangkan seperti kertas, kardus, atau bahkan sampah-sampah perabot rumah tangga yang tidak terpakai (meja, kursi, dan sebagainya). Termasuk material sisa bangunan (besi, almunium).
“Misalkan si A menjual sampah kertas mendapatkan berat sekian kilogram. Kami tawarkan uang untuk disimpan atau ditabung dengan laporan yang dimiliki warga. Mereka bisa mengambil uang kapanpun, bisa seminggu atau sebulan sekali. Menariknya, para pengumpul sampah ditempat ini diberikan buku tabungan selayaknya nasabah pada bank konvesional,” ungkap Bambang Suwerda.
Mengenai peran pemerintah, diakuinya, sejauh ini tidak ada. Pemerintah hanya mitra saja. Mendengar paparan tersebut, Alwin yakin di Jateng bisa menerapkan sistem tersebut. Dampaknya, sampah tidak terbuang sia-sia serta dapat menghasilkan uang dari sampah yang dibuang. Selain itu dapat mengurangi penggunaan bahan yang bisa merusak lingkungan serta memakai kembali barang yang sudah pernah dipergunakan dan mendaur ulang barang yang sudah dipakai.(dewi/priyanto)