PERTEMUAN BERSAMA : Komisi D bertemu degan Dishub Provinsi Bali.(foto: azhar alhadi)
DENPASAR – Sistem transportasi dan teknologi ramah lingkungan di Provinsi Bali menjadi perhatian khusus dari Komisi D DPRD Jawa Tengah. Sekarang ini Bali tengah menerapkan Pergub No 48/2019 tentang Penggunaan Kendaraan Listrik (EV), melalui penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) dalam mewujudkan Nagun Sat Kerthi Loka yaitu wujud Pulau Bali yang Bersih, Asri dan Harmonis melalui program Pengembangan Energi Bersih dan Transportasi Rendah Karbon.

Seperti apa gambaran dari penerapan Pergub No 48/2019? Komisi D berkesempatan berkunjung ke Kantor Dinas Perhubungan Bali, Kamis (17/3/2022). Kunjungan tersebut juga menjadi satu rangkaian mengenai integrasi layanan transportasi dan teknologi ramah lingkungan.
Ketua Komisi D Alwin Basri mengakui Bali telah menata sektor transportasinya yang ramah lingkungan. Terlebih sekarang ini Bali tengah bersiap diri menyambut penyelenggaraan Konferensi Tingkat tinggi (KTT) – G20 dari segi transportasi salah satunya di dukung gerakan kendaraan listrik.

Mewakili Kepala Dinas Perhubungan, Standly Suwandi selaku Sekretaris Dishub menjelaskan Pemerintah Provinsi Bali berkomitmen menerapkan kebijakan pembangunan ramah lingkungan untuk pemulihan ekonomi setelah pandemi Covid-19.
Terkait kegiatan KTT – G20, Bali sudah memiliki sistem aplikasi Integrated Traffic Management Centre (ITMC) pengembangan sistem manajemen transportasi yang terintegrasi untuk menciptakan smart mobility (lalu lintas yang lebih lancar, aman, dan lebih terintegrasi) melalui penerapan Intelligent Transport System (ITS) yang mengakomodasikan lalu lintas dan infrastruktur, dan operasi penegakan. Sedangkan dari segi program kendaraan ramah lingkungan Standly menjabarkan ada lima pilar tahapan yang direncankannya.
“Pertama manajemen penelitian; infrastruktur; industri dan baterai; sumber daya manusia; pemasaran dan komunikasi. Bahkan kami akan melakukan kebijakan zonasi, misal di Kuta harus memakai kendaraan listrik selain itu tidak boleh. Di Nusa Penida kami juga mendorong kendaraan listrik di sana nantinya. Target kami pada 2022 ini sebanyak 8.000 unit motor listrik dan stasiun-stasiun pengisian listrik umum, atau dapat di beli secara isi ulang, jadi tidak usah menunggu lama mengisi batrei tapi bisa di tukar yang baru seperti kita membeli galon air, namun angka tersebut lebih besar dibandingkan mobil listrik karena mayoritas masyarakat Bali lebih memilih motor fleksibel,” ucapnya. Di penghujung pertemuan Alwin mengatakan informasi yang diperoleh ini akan semakin menjadikan dorongan semangat untuk memajukan dan mempercepat kendaraan listrik di Jawa Tengah.(azhar/priyanto)