BANGUN CITRA. Komisi C DPRD Jateng saat berkunjung ke
ke RSJD Dr. Arif Zainudin Surakarta, Senin (11/2/2019). (foto sunu andhy purwanto)
SOLO – Komisi C DPRD Jateng meminta seluruh PNS, dokter, dan tenaga medis untuk mulai membangun citra Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Dokter Arif Zainudin, Surakarta. Tidak dipungkiri, selama ini keberadaan rumah sakit milik Pemprov Jateng itu dicap oleh masyarakat Solo dan sekitarnya sebagai tempat “orang gila” bukan untuk umum.
Demikian disampaikan oleh Sekretaris Komisi C Tety Indarti saat memimpin kunjungan kerja Komisinya ke RSJD Dr. Arif Zainudin Surakarta, Senin (11/2/2019). “Supaya kalau ada masyarakat periksa di sini (RSJD) itu biasa, bukan karena sakit jiwa,” ucap politikus Partai Demokrat itu.
Anggota Komisi C Muhammad Rodhi juga memberikan apresiasi dari pengembangan rumah sakit tersebut. Hal itu bisa dilihat dari optimalisasi pendapatan pada tahun anggaran 2018 hampir Rp 31 miliar atau 88 persen dari target yang ditentukan.

Senada, anggota Komisi C Mustholih menegaskan, RSJD memikul tanggung jawab yang cukup berat di bidang pelayanan kesehatan masyarakat, khususnya di bidang kesehatan jiwa. “Jadi kami semua (Komisi C) meminta agar selalu mengutamakan pelayanan prima kepada masyarakat,” tegas politikus Partai Amanat Nasional itu.
RSJD Surakarta merupakan rumah sakit jiwa kelas A Khusus dengan kapasitas 297 tempat tidur. Selama tahun 2017 & 2018 realisasi PAD di angka 88%, yakni pada 2017 dari target Rp 36 miliar terrealisasi Rp 31,986 miliar (88,85%), sedang tahun 2018 target diturunkan menjadi Rp 35 miliar dan terrealisasi hanya Rp 30,993 miliar.
Menurut Plt Dirut RSJD Surakarta dokter Agustini Cristiawati, pendapatan sebesar tersebut berasal dari bidang pelayanan kesehatan Rp 29,104 miliat (87,44%); bidang pendidikan dan latihan Rp 1,223 miliar (120,11%); dan lain-lain pendapatan Rp 405,8 juta.
“Realisasi penerimaan tersebut sudah maksimal, jadi ditarget berapa pun tampaknya realisasinya di angka Rp 30 miliar lebih sedikit. Tahun 2019 ini targetnya naik menjadi Rp 36,5 miliar, ” jelas Agustini. (sunu/priyanto)