BAHAS KINERJA. Komisi C DPRD Provinsi Jateng saat dialog dalam rangka evaluasi dan monitoring kinerja PD Air Bersih Tirta Utama serta sosialisasi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Bergas Kabupaten Tegal, Senin (5/10/2020). (foto sunu andhy purwanto)
SLAWI – PD Air Bersih Tirta Utama merupakan perusahaan pengelola air bersih dengan bahan baku yang melimpah dan murah. Dengan kondisi itu, DPRD Provinsi Jateng berharap perusahaan daerah tersebut mampu meminimalisir kendala dan mengoptimalkan pengelolaan dari hulu hingga hilir, termasuk pendistribusiannya ke daerah-daerah yakni perusahaan-perusahaan daerah air minum (PDAM) di kabupaten/ kota.
Demikian disampaikan oleh Ketua Komisi C DPRD Provinsi Jateng Asfirla Harisanto, seusai dialog dalam rangka evaluasi dan monitoring kinerja PD Air Bersih Tirta Utama serta sosialisasi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Bergas Kabupaten Tegal, Senin (5/10/2020). “Masalahnya sekarang masih klasik yakni tingkat kebocoran yang tinggi dan di Tirta Utama itu bersumber dari jaringan pipa yang sudah tua. Hal itu perlu diatasi sesegera mungkin dan jangan dibiarkan menggantung,” pinta Politikus PDI Perjuangan itu.
Dalam dialog disebutkan, untuk memperbaiki dan mengganti pipa-pipa tua itu dibutuhkan biaya Rp 400 miliar. “Saya tanya kenapa tidak beli? Sebetulnya tidak ada masalah, beli saja, karena untuk melayani kebutuhan masyarakat terhadap air minum. Tirta Utama kan BUMD yang tugasnya memberikan pelayanan dan dengan beli pipa baru itu manfaatnya jangka panjang,” jelas Ketua Komisi C yang biasa disapa Bogi itu.
Ia mengusulkan kabupaten/ kota bisa sharing modal ke PD Air Bersih Tirta Utama seperti BUMD lainnya. “Jadi, kita (provinsi dan kabupaten/ kota) sama-sama memiliki perusahaan daerah ini dan bersama-sama menikmati pendapatan berupa dividen setiap tahunnya,” usulnya.
Sebelumnya, Dirut PD Air Bersih Tirta Utama Joko Suprapto memaparkan profil SPAM Regional Bergas di Kabupaten Tegal. Terdiri dari SPAM eksisting (sub sistem Kaligari) berkapasitas 300 liter per detik, yang didistribusikan ke Kota Tegal dan Kabupaten Tegal.
Kedua, SPAM Regional Bergas (sub sistem Banyumudal). “Kapasitasnya 650 liter per detik, selain untuk kota dan kabupaten Tegal, Brebes juga dapat bagian terbesar (270,5 liter/detik),” jelasnya.
Meski begitu, ia mengaku masih terdapat kendala yakni sebagian bronkaptering atau bangunan penangkap air baku dari mata air ada yang bocor karena usia dan pergerakan tanah. Kedua, pipa pada jaringan distribusi utama (JDU) melewati lokasi tanah labil sehingga sering terjadi kebocoran.
“Namun, tingkat kebocoran di SPAM Regional Bergas saat ini berhasil kita turunkan, dari sebanyak 22,4 persen (2019) kini tinggal 8 persen,” ujar Joko, yang baru setahun menjabat Dirut PD Air Bersih Tirta Utama dan diapresiasi Komisi C karena berhasil membawa BUMD bidang air minum, yang sebelumnya tidak diangap menjadi perusahaan yang diandalkan dapat menyumbang masa depan yang bagus serta PAD yang tinggi.

Diakui, untuk mengganti pipa-pipa yang sudah tua di seluruh Jateng, diperlukan investasi sekitar Rp 400 miliar. Selain SPAM Regional Bergas, PD Air Bersih Tirta Utama telah memiliki SPAM Regional Kuburejo (Kebumen-Puworejo), SPAM Regional Petanglong (Pekalongan-Batang-Kab Pekalongan), SPAM Regional Wonosukas (Wonogiri-Solo-Karanganyar-Sukoharjo) dan SPAM Regioal Dadimuria (Kudus-Pati-Jepara-Grobogan).
“SPAM Dadimuria dan Wonosukas direncanakan beroperasi mulai tahun 2024,” katanya.
Adapun rencana besar lainnya adalah membangun 5 unit SPAM Industri, masing-masing di Batang, Pemalang, Brebes, Rembang, dan Kebumen yang akan dimulai pembangunannya pada 2022. (sunu/ariel)