GELAR PERTEMUAN : Pertemuan Komisi B DPRD Jateng dengan Komisi B DIY, Senin (6/9/2021).(foto: ervan ramayudha)
YOGYAKARTA – Pandemi Covid-19 menjadikan sektor pariwisata sangat terpukul. Seperti Yogyakarta yang banyak ditopang oleh pariwisata, selama dua tahun ini sangat terimbas dari pandemi.

Hal ini mengemuka dalam pertemuan Komisi B DPRD Jawa Tengah dengan Komisi B DPRD DIY, Senin (6/9/2021). Turut hadir dalam pertemuan itu Wakil Ketua DPRD Jateng Quatly Abdulkadir Alkatiri.
Diutarakan Sumanto selaku Ketua Komisi B DPRD Jateng, pihaknya ingin mengetahui kondisi secara keseluruhan dari sektor pariwisata di Yogyakarta terlebih dengan adanya penerapan PPKM.
Ia mengakui Yogyakarta banyak ditopang oleh pariwisata, terbukti banyak destinasi unggulan muncul di provinsi ini. DPRD Jateng tentu ingin mendapatkan informasi perihal upaya-upaya penyelamatan para pelaku usaha wisata guna nantinya bisa diterapkan di Jateng.
“Diperlukan sekarang ini adalah menumbuhkan semangat optimisme. Jangan kendor apalagi patah semangat,” ucapnya.
Sementara Ketua Komisi B DIY Danang Wahyu Broto menjelaskan, sejak pandemi terjadi setahun lalu menjadikan pendapatan asli daerah dari pariwisata anjlok. Terlebih Pariwisata penyumbang terbesar dari PAD Yogyakarta.
Ia turut memaparkan, melihat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DIY pada awal pandemi Covid-19 di 2020 sampai minus 7%.
“Sampai sekarang ini pun geliat pariwisata belum nampak. Data dari Dinas Pariwisata DIY menyebutkan masih banyak objek-objek wisata belum buka. Namun keputusan ini wajib ditaati supaya tidak ada penyebaran virus,” ungkap dia.
Seiring dengan adanya kebijakan vaksinasi, ia berharap, kondisi bisa pulih. Pada awal 2021 pertumbuhan ekonomi DIY mulai tumbuh 6,2%. Seiring dengan digencarkannya vaksinasi diharapkan perekonomian bisa tumbuh. Pemprov DIY, kata Wisnu, pada awal November nanti sudah menargetkan persentase cakupan vaksinasi kepada warga sudah 80%. Dengan demikian target membentuk kekebalan kelompok (herd imunity) bisa tercapai pada tahun ini.
“Kalau sudah 80% cakupan vaksinasi pada warga tentu aktivitas dan pembukaan objek wisata sudah bisa dilakukan. Semoga saja bisa mulai menumbuhkan geliat pariwisata,” ucapnya.
Wisnu kemudian turut memaparkan, di saat sektor pariwisata terpuruk sebaliknya pertanian justru menunjukkan peningkatan. Daerah yang menjadi lumbung pangan seperti Sleman, Kulonprogo dan Bantul justru pada 2020-2021 mengalami panen raya.

Selanjutnya dalam pertemuan itu, Wakil Ketua Komisi B Jateng Sri Marnyuni menanyakan perihal besaran refocussing anggaran yang digunakan untuk penanganan pandemi. Termasuk berapa anggaran dari bidang pertanian, dan perdagangan yang digeser untuk Covid-19.
Menjawab hal itu Wisnu mengungkapkan ada pergeseran sejumlah alokasi anggaran. Namun demikian, tidak semua anggaran mengalami pergeseran. Ada skala prioritas yang belum bisa digeser.(ervan/priyanto)