FOTO BERSAMA. Jajaran Komisi B berfoto bersama di kandang ayam yang dikelola CV Karya Kencana, Batang, Rabu (10/7/2019).(Foto: Dewi Sekar)
BATANG – Komisi B DPRD Jateng, Rabu (10/7/2019), melihat kandang ayam yang dikelola CV Karya Kencana, di Batang. Wakil Ketua Komisi B RM Yudhi Sancoyo mengungkapkan, kunjungan itu dimaksudkan untuk mengetahui pengelolaan peternakan ayam termasuk masalah harga jual yang dinilai merugikan peternak.

Menjawab hal itu, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Jateng, Sugiatmo menyebutkan penjualan ayam potong akhir-akhir ini merugikan masyaakat. Di pasar harga ayam Rp 34 robu per kg, sementara di tingkat peternak seharga Rp 8 ribu per kg. Padahal, sudah ada program kemitraan (plasma) supaya harga tidak terlalu jatuh, karena saat ini menguntungkan untuk petani karena tanpa kemitraan bisa bangkrut.
Harga makanan tinggi namun penjualnnya sangat rendah. Maka untuk menghindari dari permainan harga melakukan kerja sama dengan Disperindag jangan sampai putus mata rantai dan pemerintah harus hadir untuk menangani permasalahan monopoli harga.
Di Batang jumlah peternak ada 170 pemilik ayam petelor yang kandangnya cukup besar dan ayam boiler 374 pemilik. Konsep pengelolaanya kemitraan semua.
“Kami memberikan keleluasaan sebanyak-banyaknya pada masyarakat kami sehingga bisa penyerapan tenaga kerja yang dimana bisa mengurangi kemiskinan, proses izin tidak pernah kami persulit yang penting memenuhi persyaratan sehingga kami terbitkan rekomendasi,” kata Sugiatmo.
Pengelola CV. Karya Kencana, Tri Aji Dewanto menambahkan bahwa kurang lebih permasalahnnya sama dan yang diketahui harga benar-benar hancur.
“Panen molor dan pertambahannya tidak sesuai, ditambah kondisi pakan sekarang ini naik tapi tidak diimbangi dengan kualitas pangannya,” terangnya.
Itu dampak lumayan besar buat peternak karena tidak efisien jadi sekarang peternak mengcover dengan ramuan herbal berupa campuran kunir temulawak untuk dijadikan jamu. Karena kemitraan juga menginginkan keuntungan, jadi tidak bisa seutuhnya menggantungkan kemitraan maka bagaimana bisa memanajemen dan memaksimalkan efisiensi pasarnya. Selama ini 70% peternak dari efisiensi pakan, jadi semakin bagus maka semkin besar untungnya.
Mendengar hal itu, Yudhi Sancoyo menyimpulkan bahwa semua berpengaruh pada efisiensi pakan. Sebisa mungkin pakan yang diberikan melihat kualitas memadai untuk peternak. Karena dengan berjalannya peternakan di sini mampu membantu perekonomian.(dewi/priyanto)