KUNJUNGAN KERJA : Komisi A DPRD Jateng melaksanakan kunjungan kerja ke Kantor Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Regional Yogyakarta.(foto: teguh prasetyo)
YOGYAKARTA – Komisi A DPRD Jateng melaksanakan kunjungan kerja ke Kantor Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Regional Yogyakarta, Rabu (24/5/2023). Ketua Komisi A DPRD Jateng Muhammad Sholeh menyampaikan, kunjungan dilaksanakan dalam rangka menyinergikan antara BPSDM Provinsi Jawa Tengah berkaitan dengan pengembangan kompetensi ASN.

“Selanjutnya mengenai sinergisitas pengembangan kompetensi managerial ASN kita khususnya bagaimana kita menciptakan ASN yang berkualitas dan memiliki kompetensi yang ideal kompeten di taraf nasional maupun di internasional. ” ungkap Anggota Fraksi Golkar DPRD Jateng tersebut.
Dia menambahkan, hal lain yang menjadi pembahasan adalah mengenai isu aktual berkaitan pengembangan SDM di era digital 4.0. Khususnya pengelolaan ASN yang masuk kedalam kelompok mileneal dan gen z. Sehingga diperlukan adanya inovasi dan pengembangan ASN yang ada di Provinsi Jawa Tengah.
“Jadi anak mileneal yang sekarang masuk dalam ASN kita, secara pola hidupnya sekarang sudah digital dan sangat berbeda. Sehingga mungkin perlu ada satu kodifikasi ataupun juga kreativitas terkait dengan generasi tersebut. Memang polanya sangat jauh berbeda dengan ASN di generasi kami,” ungkapnya

Menanggapi hal tersebut, Kepala PPSDM Regional Yogyakarta Agus Irawan menyampaikan, secara umum memang saat ini ada lima generasi, yaitu generasi pre boomers, generasi X, generasi mileneal, generasi Z, dan generasi post Z. Dimana generasi mileneal dan generasi Z saat ini secara statistik mendominasi komposisi penduduk Indonesia.
“Generasi yang beda dari kita, shifting serba cepat serba instan. Dari tingkat kesabaran kalah dari sebelumnya. Tapi kelebihan mereka memang akrab dengan dunia digital. Mereka piawai sekali dengan pemanfaatan gadget dan sebagainya,” jelasnya.
Dia menambahkan, generasi seperti ini dalam program pelatihan dilakukan pendekatan khusus. Pelatihan yang kita lakukan saat ini sudah berbasis teknologi informasi. Pelaksanaan bisa lebih efisien dan penggunaan anggaran bisa dihemat, karena bisa kita lakukan kombinasi antara luring dan daring.
“Memang ada lebih kurangnya, kedisiplinan akan beda daripada yang clasikal ini,” ungkapnya.(teguh/priyanto)