BAHAS KINERJA. Komisi C saat berdialog dengan jajaran BPR BKK Taman Pemalang, Jumat (29/3/2019), membahas kinerja keuangan. (foto sunu andhy purwanto)
PEMALANG – Komisi C DPRD Jateng mengapresiasi kinerja BPR BKK Taman Pemalang. Selama empat tahun berturut-turut pertumbuhan kinerja perbankan pelat merah itu di atas satu digit. Bahkan lembaga perbankan itu mampu menekan rasio kredit bermasalah pada level di bawah 5%, kecuali pada 2018 naik sebesar 5,41%.
Sekretaris Komisi C Tety Indarti mengungkapkan hal itu, Jumat (29/3/2019), usai memimpin dialog dengan jajaran BPR BKK Taman Pemalang di kantor setempat. Di tempat itu pula turut hadir manajemen BPR BKK Tegal Kota.
Politikus Partai Demokrat itu turut mengapresiasi kinerja BPR BKK Tegal Kota yang tidak kalah bagus. Hanya saja untuk sektor penyaluran kredit pertumbuhannya hanya 4,2% dan perolehan laba terjun bebas dari Rp 733 juta (2017) tinggal Rp 317 juta pada 2018.
Senada, anggota Komisi C Ahmad Ridwan menambahkan, pihaknya dapat memahami rasio kredit bermasalah (non performing loans/NPL) atau kredit macet yang begitu tinggi dan bertahun-tahun tidak ada penyelesaian. Dari data disebutkan, kredit macet pada 2014-2016 pada level 11%. Setahun kemudian (2017) meningkat 12,5%. Ternyata pada 2018 naik lagi menjadi 15,5%.
Ridwan mengemukakan, dari data yang didapatkan untuk kreditur di BPR BKK Tegal Kota lebih banyak didominasi pengusaha ekonomi mikro alias sangat kecil.
“Namun jangan karena kami (Komisi C) memaklumi lantas tidak ada upaya untuk menurunkan. Tetap wajib bagi jajaran BPR BKK Tegal Kota berusaha keras supaya tahun ini dan seterusnya kredit yang bermasalah sesuai ketentuan Bank Indonesia, yakni di bawah 5%,” tandas politisi PDI Perjuangan itu.
Menurut Haryanto selaku Dirut BPR BKK Taman Pemalang, aset banknya selama 2014-2018 mengalami pertumbuhan tahunan rata-rata 12,9%, yakni dari Rp 114,06 miliar (2014) menjadi Rp 173,29 miliar (2018); Dana masyarakat bertumbuh rata-rata 12,9% per tahun (Rp 89,3 miliar menjadi Rp 142,7 miliar); Kredit bertumbuh 16,2% (Rp 92,3 miliar menjadi Rp 152,2 miliar); Labanya pun tumbuh signifikan sebesar 10,4% (Rp 3,4 miliar menjadi Rp 4,8 miliar). “Rasio kredit bermasalah hanya 5,41 persen dan tahun ini targetnya di bawah 5 persen,” jelasnya.
Sedangkan kinerja BPR BKK Tegal Kota tahun 2014 hingga 2018 lalu dibeberkan Dirutnya Sridana Bawa Basuki, yaitu asetnya secara tahunan bertumbuh 17,7% dari Rp 18,1 miliar menjadi Rp 31,1 miliar; Dana masyarakat bertumbuh 20,7% dari Rp 13,3 miliar menjadi Rp 24,4 miliar; kredit bertumbuh 13,7% dari Rp 13,6 miliar menjadi Rp 21,0 miliar; Namun labanya yang dibukukan tahun lalu hanya Rp 317 juta atau anjlok 56% dari tahun 2017 sebesar Rp 733 juta.
Dia masih punya “PR” untuk menurunkan rasio kredit bermasalah yang mencapai 15,6% ke level normal, yakni di bawah 5%. “Kami akan bekerja keras untuk itu,” katanya. Sekadar info, BPR BKK Tegal Kota semula adalah BKK Tegal Kota dan menjadi BPR nbukan hasil merger dari beberapa BKK, sehingga volume keseluruhannya jauh l;ebih kecil dibanding BPR BKK hasil merger, sepertti BPR BKK Taman Pemalang. (sunu/priyanto)