DIALOG TELEVISI : Ketua Pansus Penanggulangan Covid-19 A Baginda Muhammad Mahfuz beserta akademisi dan Dinas Kesehatan Jateng dalam dialog di TATV Surakarta.(foto: soni dinata)
SURAKARTA – Meski jumlah kasus Covid-19 di Jawa Tengah menurun tetap saja masyarakat diminta waspada.

Pengetatan protokol kesehatan (protkes) untuk sementara masih menjadi cara utama dalam mengurangi penyebaran virus. Terpenting pula akurasi dan sinkronisasi data kasus menjadi penting agar penanganan menjadi terfokus dan dari sisi anggaran tidak sia-sia.
Masalah tersebut mengemuka dalam dialog “Aspirasi Jateng : Perkembangan Covid-19 di Jawa Tengah” yang disiarkan secara langsung dari Stasiun TATV Surakarta, Selasa (14/9/2021).
Ketua Pansus Penanggulangan Covid-19 DPRD Jateng Abang Baginda Muhammad Mahfuz menyatakan, secara kerja penanggulangan pandemi dirasa sudah maksimal. Angka kasus di Jateng dalam bebeapa hari ini saja mulai menurun, namun yang menjadi pokok perhatian DPRD adalah masalah data.

Data delay maupun ganda masih terjadi terutama sinkronisasi pendataan antara pusat dengan Jateng. Dengan data yang berbeda tentu akan mengganggu aktivitas masyarakat terutama aktivitas perekonomian. Terpenting juga masalah alokasi anggaran. Data ganda menjadikan alokasi anggaran membengkak dan jadi ganda pula.
“Jadi sisi penganggaran dobel. Semisal item-item kesehatan sudah dicover pemerintah, namun dengan data ganda menjadi tidak tercatat. Ini kan bisa membengkak anggarannya,” ucapnya.
Sementara Atin Suhesti, selaku Kasi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan jateng menjelaskan, secara jumlah dari kasus Covid-19 mengalami penurunan. Bahkan ruang isolasi baikyang disediakan secara terpusat maupun oleh rumah sakit sudah mulai sepi. Namun untuk angka kematian masih terbilang tinggi. Kebanyakan kasus terjadi di tempat isolasi mandiri.
Dengan demikian, keberadaan kasus tersebut masih menjadi perhatian semua pihak. Selain itu masalah pelevelan di Jateng mencatat hanya Brebes masih dalam level 4. Untuk level 3 ada di 17 daerah.
Sementara dari penjelasan Prof Bhisma Murti, dr, MPH, MSc, PhD Kepala Program Studi S-2 Ilmu Kesehatan Masyarakat UNS, kunci untuk menekan penyebaran Covid-19 adalah ketaatan masyarakat mematuhi dan melaksanaan protokol kesehatan. Serta pembatasan kegiatan masyarakat juga turut menyumbang penurunan jumlah kasus.
Ia pun meminta kepada semua elite supaya dalam menyikapi masalah penurunan jumlah kasus tidak perlu secara gegabah, serta memberikan pemahaman yang keliru kepada masyarakat.
“Kasih penjelasan, Covid-19 itu kalau hilang tidak. Virus itu sifatnya muncul tenggelam. Jangan diberi pehaman dengan penurunan ini seakan-akan virus akan hilang. Beri penjelasan kepada masyarakat untuk selalu menjaga protokol kesehatan,” ucapnya.(cahya/priyanto)