PROYEK JALAN. Komisi D DPRD Provinsi Jateng saat memantau proyek peningkatan ruas jalan di wilayah pelaksana jalur timur 1 di Kabupaten Sragen, Selasa (9/3/2021). (foto choirul amin)
SRAGEN – Komisi D DPRD Provinsi Jateng menilai ruas jalan Surakarta–Gemolong–Geyer (Batas Kabupaten Grobogan) memerlukan percepatan penanganan dengan cara pengurukan secara rata. Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi D DPRD Provinsi Jateng Hadi Santoso, saat meninjau proyek peningkatan ruas jalan di wilayah pelaksana jalur timur 1 di Kabupaten Sragen, Selasa (9/3/2021).

Ia mengatakan ada beberapa titik yang terpantau rusak parah sehingga perlu penanganan darurat agar dapat segera dipergunakan masyarakat. Terlebih, sekarang mendekati Hari Raya.
“Banyak sekali yang mengalami kerusakan parah. Ada beberapa titik, di Gondangrejo, depan Pasar, dan depan Terminal Kalijambe, serta KM 48 di Sumberlawang. Karena sudah memasuki masa kontrak, lelang juga sudah pada awal bulan ini, maka perbaikan darurat sangat diperlukan dengan kondisi demikian,” katanya.
Dari pantauan Komisi D pada tahun ini, konstruksi ruas jalan seperti itu masih banyak ditemukan sekitar 25 titik di wilayah Jateng. “Kita berharap semuanya dilakukan hal serupa. Ada penanganan darurat terlebih dahulu, kemudian pengerasan kaku maupun aspal,” sarannya.
TEBING LONGSOR
Tak berhenti disitu, Komisi D langsung melanjutkan pantauannya terkait penanganan tebing longsor di Desa Tohudan Kali Pepe Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar. Dari informasi yang didapat, pada 2019 lalu, sudah dilakukan penanganan darurat dengan pemasangan bronjong.

Namun, hingga saat ini kondisi bronjong tersebut sebagian sudah hanyut terbawa air. Setidaknya, ada 3 makam yang ikut hanyut karena longsor dan 11 makam telah dipindahkan.
Dengan situasi curah hujan yang cukup tinggi akhir-akhir ini, Komisi D meminta adanya pemindahan lokasi pekerjaan. Karena, di Kali Pepe ada perawatan yang cukup besar oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo.
“Kami berharap ada pengalihan sebagian kegiatan di daerah tersebut dan langsung disetujui oleh BBWS Bengawan Solo yang nilai penanganannya kurang lebih mencapai Rp 7 miliar. Kalau dibiarkan, nantinya erosi semakin besar yang berimbas ke pemukiman warga di sekitar makam tersebut. Untuk itu, harus segera tertangani,” harapnya. (amin/ariel)