JALAN DIPERLEBAR. Komisi D DPRD Provnsi Jateng memantau Jalan penghubung Sragen dan Karanganyar yang kini sudah dilebarkan. (foto teguh prasetyo)
SRAGEN – Jalan penghubung Sragen dan Karanganyar yang semula terlihat sempit kini sudah dilebarkan. Arus kendaraan dari arah Sragen yang melalui kawasan itu dengan tujuan wisata Karanganyar akan lebih leluasa.

Wakil Ketua Komisi D DPRD Provinsi Jateng Hadi Santoso menyampaikan ruas tersebut dilakukan penanganan pelebaran beton dari 4,5 meter menjadi 7 meter dan dilakukan pelapisan aspal. Sebelumnya, direncanakan peningkatan sepanjang 3 km tapi karena ada refocusing anggaran guna penanganan Covid, maka hanya dianggarkan penanganan sepanjang 1,6 km.
“Akhirnya, kita sarankan fokus untuk penanganan badan jalan saja.Jadi, untuk bagian-bagian sisi jalan, baik saluran dapat dan sebagainya, kita hilangkan. Alhamdulillah, ini untuk pelaksanaan efektifnya nambah, dari target 1,6 kilometer sekarang terealisasi 2,27 kilometer. Sampai dengan Sambirejo Sragen, masih sekitar 2,4 kilometer dan Plosorejo menuju Mojogedang masih ada 3 kilometer yang belum ditangani,” jelas Anggota Fraksi PKS itu, usai memimpin rombingan Komisi D memantau proyek pengerjaan jalan tersebut, Senin (20/9/2021).

Pria asal Wonogiri itu menambahkan ruas jalan tersebut load faktornya sangat tinggi karena menghubungkan ke pusat pariwisata. Khususnya Sabtu-Minggu, jalan tersebut sangat padat. Selain itu, dengan dibukanya pintu Tol Sragen Timur, menjadi semakin padat karena merupakan jalan menuju exit tol Sragen Timur.
“Jalan ini memang sangat berpengaruh dengan pariwisata. Juga, terkait dengan ekonomi masyarakat di kawasan Ngargoyoso Jenawi Tawangmangu karena ini jalur untuk melempar sayur mayur ke kota-kota besar,” ungkapnya.

Mengingat adanya recovery penanganan Covid 19, diharapkan pemerintah provinsi melakukan kodifikasi pelaksanaan penanganan jalan. Dengan tidak perlu mengejar terlalu detail berkaitan dengan kualitas, tetapi fokus melayani masyarakat dengan tidak ada jalan yang berlubang.
“Pada 2022, ada gambaran anggaran Rp 811 miliar. Kalau dilihat dari progres jalan yang belum ditangani, memang sangat kurang. Tapi, dengan strategi fokus dengan penanganan badan jalan, kecuali bangunan pelengkap jalan yang mendesak, maka insyaallah cukup. Kita berharap ini berpengaruh dengan segera bangkitnya ekonomi Jawa Tengah,” pungkasnya. (teguh/ariel)