BIBIT MANGROVE. Ferry Wawan Cahyono menanam bibit mangrove di pesisir barat, Tugu, Kota Semarang, Sabtu (19/3/2022). (foto ervan ramayuda)
SEMARANG – Guna menghindari terjadinya abrasi di daerah pesisir, DPRD bersama Pemprov Jateng dan Undip Semarang menggelar penanaman bibit mangrove di daerah Tugu Kota Semarang, Sabtu (19/3/2022). Acara bertajuk ‘Nandur Mangrove’ itu dihadiri Wakil Ketua DPRD Provinsi Jateng Ferry Wawan Cahyono dan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jateng Soemarno didampingi Kabid Pengelolaan DAS & Konservasi SDA Dinas Lingkungan Hidup & Kehutanan (DLHK) Provinsi Jateng Soegiharto.

Dari akademisi, tampak hadir Pimpinan Undip Profesor Edi Riyanto dan Ketua DPD IKA Undip doktor Dodik Tugasworo. Dari lingkungan sekitar penanaman, hadir Direktur Silueta Mas Indonesia Thilanka Munasinghe dan Pimpinan Kawasan Industri Wijayakusuma Muhammad Yusuf.
Pada kesempatan itu, Ferry mengaku sangat mendukung kegiatan yang fokus pada pelestarian lingkungan tersebut. Diharapkan, dengan kegiatan itu, semakin menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan.

“DPRD mendorong agar dukungan SDA (sumber daya alam) kita lebih baik lagi. Menanam mangrove adalah langkah yang strategis di kawasan pesisir pantai kita yang melimpah SDA. Diharapkan, masyarakat bisa tumbuh kesadaran untuk menjaga lingkungan masing-masing, apalagi kita tahu mangrove bisa menjaga ekosistem pesisir dengan baik untuk menangkal abrasi. Mari kita menjaga pesisir kita dengan menanam mangrove,” kata Politikus Gokar itu.
Sementara, Soermarno mengakui persoalan lingkungan seringkali terabaikan dan akan teringat saat terjadi bencana. Dikatakannya, sepanjang pesisir utara Pulau Jawa selalu bermasalah dengan rob dan banjir sehingga persoalan lingkungan butuh perhatian lebih serius.

“Lingkungan dan kemiskinan menjadi masalah yang serius. Mudah-mudahan upaya kita bersama bisa menuntaskan permasalahan yang dihadapi,” kata sekda.
Dari akademisi, doktor Dodik Tugasworo berharap kegiatan ‘Nandur Mangrove’ setidaknya bisa mencegah abrasi sekaligus menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungannya. “Kegiatan itu diharapkan untuk menjaga lingkungan dan ekosistem. Abrasi yang terjadi di pantai utara khususnya di wilayah ini diharap bisa kita tangani bersama-sama,” ujar Dodik.
Soal lingkungan, kalangan pelaku usaha pun ikut angkat bicara. Seperti disampaikan pihak PT. Silueta Thilanka Munasinghe yang bergerak di bidang Garmen di Srilangka, masuk ke Indonesia sejak 2018 dengan 375 karyawan. Perusahaan itu memiliki program keberlanjutan seperti gerakan hemat listrik, hemat air, peduli lindungi pada manusia, dan siap memberi bantuan kepada masyarakat.
“Kegiatan ‘Nandur Mangrove’ itu untuk melindungi lingkungan, menjaga laut, dan makhluk hidup laut. Sesuai fungsi dan ekologi untuk makanan dan tempat berkembang biak, untuk itu diperlukan tandur mangrove,” kata Thilanka Munasinghe semangat.
Perwakilan Kawasan Industri Wijaya Kusuma Dani Brata juga mengatakan ekosistem pesisir menjadi tanggungjawab bersama, terutama yang hidup di sekitar pesisir. Dalam hal ini, tanaman mangrove berfungsi sebagai penyerap gas dan karbondioksida yang menghabiskan oksigen.
“Diharapkan, suhu iklim di lingkungan kita, bahkan Indonesia, menjadi lebih baik. Inilah tanggungjawab sosial kita terhadap lingkungan, sebagai warga Jateng yang cerdas,” tandasnya. (erpan/ariel)