DIALOG RADIO: Anggota Komisi A Drs Soenarno bersama KPID Jateng dalam dialog di Radio Fast FM, Kabupaten Magelang.(Foto: Rahmat YW)
MUNGKID – Penerapan era New Normal mengubah kebiasaan dan perilaku masyarakat di seluruh aspek kehidupan. Di bidang penyiaran harus menyesuaikan dengan mengedepankan jurnalisme positif yaitu tidak hanya memberitakan fakta, namun juga mempertimbangkan dampak dari pemberitaan itu sendiri.

Hal tersebut dikemukakan anggota Komisi A DPRD Jateng Drs H Soenarno saat menjadi pembicara dalam dialog interaktif radio bertema ”Penyiaran di Masa New Normal (Pola Tatanan Hidup Baru)”, bersama Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Indonesia (KPID) Jawa Tengah di Stasiun Radio Fast FM, Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Jumat (12/6/2020).
“Berita atau isi siaran jangan sampai malah menimbulkan kegaduhan, sementara yang dibutuhkan saat ini adalah memberikan rasa aman, semangat dan optimisme di tengah kekhawatiran masyarakat dalam menghadapi Covid-19.” ucapnya.
Legislator Partai Golkar itu menambahkan, sekarang ini teknologi informasi menjadi tumpuan aktivitas baik di kantor pemerintah, swasta, dunia pendidikan, kesehatan , perdagangan dan lain sebagainya. Untuk itu masyarakat perlu mendapatkan diedukasi untuk bijak dalam penggunaan alat berteknologi internet itu. Terutama dalam memilah derasnya informasi yang beredar di internet supaya masyarakat tidak mudah terpengaruh terhadap berita-berita yang belum terverifikasi sumber dan kebenarannya yang dapat menimbulkan kegaduhan.
Masyarakat, lanjut dia, diharapkan lebih cerdas memilah dan memilih informasi-informasi entah dari media massa maupun media social, sebaiknya dicek and ricek informasi itu sebelum disebarluaskan, ada perlunya juga untuk mengonfirmasi dulu dari sumber yang bisa dipertanggungjawabkan.
“Ini menjadi tantangan di bidang industri penyiaran untuk bisa menyajikan tayangan atau siaran yang berkualitas karena akan menjadi rujukan oleh public sebagai informasi yang benar dan terpercaya”, tutup Soenarno.

Sementara Komisioner KPID Jateng Dini Inayati mengungkapkan bahwa selama pandemik Covid-19 berlangsung masyarakat dipaksa menjadi masyarakat digital. KPID mendorong kemampuan literasi kepada masyarakat dengan mendorong lembaga penyiaran untuk lebih bisa menjangkau kemasyarakat lebih luas dengan informasi yang benar.
Di bidang pendidikan misalnya, TVRI saat ini telah menyiarkan tayangan pendidikan khusus selama pandemic, namun karena kekuatan jangkauan siaran masih terbatas, pihaknya mengajak stasiun televisi lokal untuk ikut serta menyiarkan tayangan pendidikan itu.
Terkait informasi, Dini lagi-lagi menegaskan bahwa inilah saatnya meningkatkan kemampuan literasi masyarakat, karena kepanikan yang terjadi akibat kurangnya literasi dari sumber-sumber yang benar, dengan kata lain sering kali kepanikan dimasyarakat itu terjadi akibat mereka gagal menyaring atau memilah informasi, padahal dalam masa pandemik ini masyarakat tidak boleh panik yang berlebihan ataupun mengabaikan seolah tidak terjadi apa-apa.(rahmat/priyanto)