PAPARAN : Pimpinan Komisi B bersama Pemkab Sragen melakukan paparan mengenai penanganan kemiskinan.(foto: azam addin)
SRAGEN – Komisi B berharap investasi mampu menjadi salah satu pemicu penurunan angka kemiskinan di Jawa Tengah. Hal tersebut disampaikan Ketua Komisi B Sri Hartini yang berharap dengan pemenuhan target investasi di masing masing kabupaten / kota bisa menbantu penanggulangan kemiskinan.

“Harapan kami investasi yang merata di Jawa Tengah bisa menjadi pemicu pengentasan kemiskinan, karena dengan adanya investasi, terbukanya lapangan pekerjaan baru. Munculnya iklim usaha bisnis di masyarakat, sehingga geloat perekonomian meningkat. Sehingga harapannya bisa mengurangi kemiskinan,” harap politikus Partai Gerindra itu usai diskusi dengan Pemda Sragen mengenai penanggulangan kemiskinan di Sragen, (17/2/2025).

Sebagaimana diketahui pertumbuhan dan geliat investasi meningkat di Sragen. Keberadaan dua pintu tol yang menjadi pintu keluar-masuk akses pergerakan usaha turut menjadi pendongkrak investasi. Pintu tol di Sragen Barat yang berlokasi Pungkruk dekat dengan Kota Surakarta menjadi daya tarik magnet bisnis pertanian yang sedang bergeliat, sementara itu pintu tol Sragen Timur yang berlokasi di Sumberlawang memiliki pemetaaan perindustrian yang masih luas.

Senada dengan Hartini, Wakil Ketua Komisi B Endro Dwi Cahyono menyatakan bahwa dengan adanya geliat pertumbuhan perekonomian sebesar 1% akan memberikan dampak positif dalam pengurangan masyarakat miskin.

Sementara itu anggota M Farchan, dalam pengembangan investasi memberikan saran pentingnya atensi pemerintah dalam Pengembangan indutri pertanian. Dimana salah satu konsen presiden saat ini adalah ketahanan pangan.
Menjawab tantangan tersebut Aris Tri Hartanto Kepala Bapperida Sragen selaku Sekretaris Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Sragen menjelaskan bahwa selama 10 tahun terakhir tren angka kemiskinan di wilayahnya menurun.
Peningkatan jumlah investasi dan industri mampu untuk menjawab pembukaan lapangan pekerjaan di Sragen. Peningkatan perizinan usaha sebesar 66% serta peningkatan investasi sebesar 83% .
“Alhamdulillah, angka kemiskinan tren turun sejak 10 tahun terakhir sampai pada 2024 menjadi 12.410.110 jiwa, turun 4 ribu masyarakat miskin dari 2023. Dalam verifikasi data, kami kolaborasi dengan BPS menggunakan untuk validasi data kemiskinan. Mengingat pentingnya data tunggal kemiskinan,” ungkapnya.
Sragen memiliki program Desa Tumis (Desa Tuntas Kemiskinan), tercatat 61 desa menjadi prioritas pengentasan kemiskinan. Aris menjelaskan dalam Desa Tumis dilakukan sistem keroyokan. Berbagai program disinergikan dan kolaborasikan ke beberapa desa prioritas.
“Maka akan ada multiplayer efek, baik lapangan kerja terbuka sampai dengan imbas adanya industri yang masuk ke Sragen. Banyak CSR Pabrik yang sudah bisa dikolaboraiskan untuk ikut gropyokan di Sragen, khsusunya Desa Tumis,” pungkasnya.(azam/priyanto)