BAHAS PARIWISATA : Ketua Komisi B Sumanto membahas pariwisata bersama Kadisporapar Sinoeng N Rachmadi dan Dirut PD Citra Mandiri Agung Rochmadi di TATV.(foto: ervan ramayudha)
SURAKARTA – Industri pariwisata di Tanah Air khususnya di Jateng selama 2020 sangat tidak menguntungkan. Mulai dari perhotelan, objek wisata, agen perjalanan semua merosot tajam. Ketua Komisi B DPRD Jateng Sumanto mengungkapkan hal itu saat menjadi narasumber dalam dialog Aspirasi Jawa Tengah yang disiarkan langsung TATV pada Senin (12/4/2021), dengan mengangkat tema “Geliat Pariwisata Jateng di Tengah Pandemi Covid-19”.
Turut hadir menjadi narasumber Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jateng Sinoeng N Rachmadi, Direktur Utama PD Citra Mandiri Jawa Tengah Agung Rochmadi.

Sumanto mengakui penurunan pendapatan sektor pariwisata dikarenakan kebijakan pelarangan mobilitas orang ke manapun. Pariwisata sendiri yang notabene disokong oleh kedatangan orang-orang yang ingin berlibur, akhirnya harus pasrah dengan kondisi tersebut. “Selama satu tahun kita diminta banyak berdiam diri di rumah. Padahal di 2019 kita sudah mencanangkan akan optimalkan sektor pariwisata. Pada Maret 2020 seluruh dunia menyatakan pandemi Covid-19. Turunlah semua sektor pendapatan daerah,” ungkapnya.
Dengan kondisi sekarang ini, lanjut Sumanto, dituntut untuk lebih bersabar. Diperlukan sekarang ini adalah penyesuaian termasuk menyesuaika dengan potensi yang ada. Masyarakat diminta untuk dapat selalu mematuhui protocol kesehatan dan aturan yang telah dikeluarkan pemerintah guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Sementara Sinoeng N Rachmadi menyampaikan, banyak pelaku pariwisata harus gulung tikar. Keputusan itu pun berimbas dengan pemecatan karyawan. Sebagai instansi pemerintah yang mengampu masalah pariwisata, pihaknya tidak tinggal diam. Salah satu kebijakan dalam refocussing anggaran adalah memperbanyak bantuan sosial kepada warga yang terimbas pandemi.
Disporapar mencatat pada saat dimulainya pembatasan larangan berkumpul selama 3 bulan pertama menjadikan 20 dari 1.080 hotel di Jateng bisa beroperasi. Itu pun saat operasional harus ketat dalam protokol kesehatan dan bersertifikasi. Dengan demikian pariwisata maupun perhotelan dapat memberikan rasa aman dan nyaman dalam berwisata.
Dilain kesempatan Agung Rochmadi menyatakan telah meminta semua objek pariwisata yang dikelola PD CMJT harus mematuhi jam operasional. Mengenai penerapan protokol kesehatan, pihaknya telah mengikuti sertifikasi di bidang perhotelan dan prokes kesehatan.(ervan/priyanto)