NARASUMBER JUARA: Wakil Ketua DPRD Quatly Abdulkadir Alkatiri jadi narasumber dalam FGD di Surakarta.(foto: dewi sekarsari)
SURAKARTA – Membentuk mental juara perlu ditanamkan sejak dini. Menjadi juara tidak harus pada sebuah pertandingan. Dan sang juara bukanlah selalu yang nomor satu. Juara adalah orang yang mampu menguasai dirinya, memiliki kematangan emosi, dan tangguh menyikapi keadaan.

Demikianlah ungkapan Wakil Ketua DPRD Jateng Quaty Abdulkadir Alkatiri saat menjadi narasumber dalam kelompok diskusi terarah atau “Focus Group Discussion (FGD) : Membina Mental Juara Sejak Usia Muda”, Sabtu (13/8/2022).
“Seseorang harus mempunyai mental juara yang siap menghadapi kehidupan sehari-hari dengan berbagai tantangan dan kesulitan artinya punya jiwa tangguh sehingga bisa fokus maka disitulah kita artikan orang itu punya mental juara. Punya komitmen yang kuat untuk menghadapi tantangan kedepannya,” ucapnya.
Kepada para orang tua pun perlu untuk membina mental-mental anak-anak menjadi juara. Pentingnya dialog kepada anak supaya bisa mengetahui kepribadian mereka. Biasakan anak diajak komunikasi. Biasakan anak diajak komunikasi, sehingga pada masanya anak itu sudah terbiasa mengendalikan emosi. Disitulah aplikasi dari mental juara. pada prinsipnya dia akan selalu fokus tenang menghadapi kesulitan.

Sementara pengamat olahraga sekaligus pemain futsal Kota Surakarta Hanif Sungkar menegaskan, peran orang tua untuk mendorong anak memiliki mental juara sangat penting. Mental juara diakuinya perlu dimiliki semua. Setidaknya saat dalam pertandingan, pemain bisa tenang, tidak grusa-grusu, bisa menguasai keadaan saat tekanan dari pihak luar (penonton).
“Mental juara itu bagi saya, bagaimana cara kita bisa menguasai pertandingan. Semua kesalahan bisa menutupinya dengan membantu teman atau ada peluang tidak menyia-siakan,” ungkapnya.
Baik Quatly maupun Hanif sepakat tanda orang memiliki mental juara adalah yang memiliki kematangan emosional, bisa menghormati/ menghargai perbedaan.(cahyo/priyanto)