PANTAU EMBUNG. Komisi D DPRD Provinsi Jateng memantau embung di Desa Karang Talun Kidul Kecamatan Purwojati Kabupaten Banyumas, Selasa (4/1/2022). (foto teguh prasetyo)
BANYUMAS – Masyarakat Desa Karang Talun Kidul Kecamatan Purwojati Kabupaten Banyumas kini telah merasakan manfaat Embung Purwojati, yang dibangun pada 2018 lalu. Diantaranya pengairan lahan pertanian, cadangan air di musim kemarau, dan wisata desa.

Demikian disampaikan Kepala Desa (Kades) Karang Talun Kidul Darso, dihadapan Komisi D DPRD Provinsi Jateng, yang memantau embung dengan luas 10.000 meter persegi Itu, Selasa (4/1/2022). Dikatakannya, pemanfaatan embung tersebut dirasakan masyarakat dalam 3 tahun terakhir ini.
“Terimakasih banyak kepada Dewan dan pemerintah provinsi yang telah membangun embung ini. Dalam 3 tahun ini, kami tertolong khususnya di musim sadon,” ungkap Darso.

Pada kesempatan itu, ia juga meminta izin untuk memanfaatkan embung guna keperluan rekreasi masyarakat desa. Dalam rencana tersebut, pada tahap pertama pihaknya akan melakukan penghijauan dan pembangunan gazebo di sekitar embung.
“Mudah-mudahan hal-hal yang lain bisa berkoordinasi kembali untuk penghijauan dan pembuatan gazebo,” tambahnya.

Melihat semangat kades itu, Ketua Komisi D DPRD Provinsi Jateng Alwin Basri ikut bersyukur pembangunan embung yang menghabiskan anggaran Rp 1,13 miliar tersebut bermanfaat bagi masyarakat. Setidaknya, sekarang 30 hektare lahan pertanian sudah bisa terairi dari embung tersebut.
“Dalam proses pembangunannya berjalan dengan baik dan sesuai dengan perencanaan. Sekarang, embung dapat mengairi lahan pertanian masyarakat,” kata Alwin.
Sementara, Anggota Komisi D DPRD Provinsi Jateng Samirun berharap embung tersebut terus bermanfaat selama musim kemarau khususnya pada musim tanam kedua. Guna penyempurnaan, sebaiknya dilakukan kajian kembali untuk meningkatkan potensi air seperti pemanfaatan aliran Sungai Bojong.
“Selanjutnya, perlu dikomunikasikan agar embung bisa dimanfaatkan BUMDes untuk wisata kecil-kecilan. Rembugan terkait desain penanaman dan gazebo,” ujar Samirun.
Dalam proyek embung itu, Kabid Irigasi & Air Baku Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air & Penataan Ruang (Pusdataru) Provinsi Jateng Rahman Wahyu Adi menjelaskan embung tersebut dibangun untuk kebutuhan irigasi pada musim kemarau. Di musim hujan, air sudah cukup dalam pengairan lahan pertanian.
“Tadi disampaikan pak kades, setelah musim tanam kedua, air di embung masih ada sisa air. Ini tandanya masih surplus,” kata Rahman. (teguh/ariel)