GEDUNG BERLIAN – DPRD Provinsi Jateng kini berduka setelah salah satu anggotanya yakni Syamsul Bahri meninggal dunia pada Minggu (12/7/2020) malam. Almarhum sebelumnya menjalani perawatan inap dengan status Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi (RSDM) Solo.
Anggota Komisi E DPRD Provinsi Jateng yang sudah duduk di Gedung Berlian selama 2 periode itu dimakamkan di pemakaman keluarga di Desa Puhgogor Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo pada Senin (13/7/2020) 10.00 WIB. Dalam rutinitas kerja, terakhir dirinya melakukan kegiatan kunjungan kerja pada 30 Juni 2020 ke Kabupaten Kendal.

Seperti diungkapkan Ketua Komisi E DPRD Provinsi Jateng Abdul Hamid, salah satu anggota Fraksi Golkar dari Daerah Pemilihan (Dapil) 7 Kabupaten Klaten-Sukoharjo-Kota Surakarta itu selalu menggunakan mobil pribadi selama melakukan kunjungan kerja. Hal itu dikarenakan ada pembatasan jumlah orang saat menggunakan mobil operasional Sekretariat DPRD (Setwan).
“Kami sangat berduka atas kepergian Pak Syamsul. Beliau sendiri punya penyakit bawaan. Terakhir, Pak Syamsul kunjungan kerja ke Kendal dan sering menggunakan mobil pribadi sehingga tidak bercampur dengan Anggota Dewan lainnya,” kata Politikus PKB itu, usai menjalani rapid test di Ruang Rapim Lantai 1 Gedung Berlian, Jalan Pahlawan Nomor 7 Kota Semarang, Senin (13/7/2020).
Menyikapi kondisi tersebut, pihaknya telah berkoordinasi dengan Pimpinan Dewan dan Sekwan untuk segera melakukan Rapid Test bagi Anggota Komisi E. Menurut dia tes itu dilakukan di internal Komisi E agar bisa dilacak pola persebarannya.
“Ini awal karena sudah korban dari Anggota Komisi E. Kamis sudah berkoordinasi dengan Ketua dan Wakil Ketua DPRD termasuk Sekwan. Minimal, kita tracing dulu. Setelah itu, tes dapat dilanjut ke fraksi. Dari hasil rapid test, bisa dilanjutkan ke swab test sehingga bisa tahu pola persebarannya,” ujarnya.

Sementara, Anggota Komisi E DPRD Provinsi Jateng Yudhi Indras Wiendarto mengaku dirinya teman dekat almarhum. Namun, diakuinya pula selama 1,5 bulan ini jarang bertemu dengan almarhum.
“Yang jelas, (kondisi) ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Karena, menjadi orang tanpa gejala (OTG) itu jauh lebih berbahaya karena tidak menyadari dan tanpa keluhan apapun,” kata Legislator Fraksi Gerindra itu.
Untuk itu, ia menghimbau masyarakat agar semakin meningkatkan kesadarannya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Terlebih, saat ini mulai memasuki masa New Normal yang tetap butuh kewaspadaan.
“Minimal, saya menghimbau, mari kita sadari bersama bahwa Covid-19 itu nyata. Jangan anggap sepele dan jangan anggap diri kita selalu sehat karena kita sendiri kerap tidak menyadari bahayanya. Kenyataannya, salah satu teman kami menjadi korban,” ujarnya. (ariel/priyanto)