DESA WISATA. Komisi B DPRD Provinsi Jateng bersama BEM Unnes berdiskusi di Gedung Berlian, Kamis (2/12/2021), membahas soal pengembangan desa wisata. (foto setyo herlambang)
GEDUNG BERLIAN – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) berbondong-bondong mendatangi Gedung Berlian. Bukan untuk berunjuk rasa, namun kedatangan mereka untuk menyampaikan gagasannya terkait pengembangan desa wisata, salah satunya Pesona Garda di Kabupaten Semarang yang belakangan mulai ramai disambangi wisatawan.
Tentunya, hal itu mendapat dukungan Komisi B DPRD Provinsi Jateng, yang membidangi sektor kepariwisataan. Para mahasiswa itu berdiskusi bersama Sekretaris Komisi B DPRD Provinsi Jateng Mohammad Ngainirrichadl di Ruang Rapat Komisi, Gedung Berlian, Kota Semarang, Kamis (2/12/2021).

Mengawali, Koordinator BEM Unnes Pujiayuni memaparkan Pesona Garda dibentuk sebagai destinasi wisata karena bagian dari program pengabdian masyarakat. Disisi lain, Pesona Garda juga dinilai bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar dengan membuka gerai makanan, tempat parkir sampai persewaan ban juga peralatan rafting sederhana. Namun, kendala saat ini adalah akses jalan menuju ke lokasi wisata masih kurang layak.
“Pesona Garda dibuat sebagai bentuk pengabdian masyarakat, program dari Kementerian, dengan tujuan memanfaatkan lokasi sekitar sebagai daya tarik wisata. Memanfaatkan arus sungai Tuntang yang melewati desa Ndawung Candirejo Pringapus ternyata bisa menarik wisata lewat wahana air sungai dengan konsep kembali ke alam, lewat rafting singkat sampai jeguran. Terbukti, Pesona Garda secara pelan dan pasti meningkatkan taraf perekonomian masyarakat lewat gerai kuliner, penyediaan lahan parkir, dan persewaan ban perahu karet kecil. Namun, kendala saat ini adalah akses ke tempat tersebut masih cukup terjal dan penerangan saat malam hari sangatlah minim,” paparnya.

Menanggapinya, Muhammad Ngainirrichardl mengapresiasi secara penuh kegiatan mahasiswa yang sangat membawa dampak positif bagi masyarakat lewat program pengembangan wisata. Mengenai pembangunan infrastruktur, perlu ada kajian bersama masyarakat dengan pemerintah desa dan perlu adanya izin khusus.
“Kami sangat apresiatif dengan adanya program pembangunan dan pengembangan desa wisata itu karena salah satu cara bagi masyarakat untuk menumbuhkan perekonomian lewat pemanfaatan lokasi sekitar. Adanya kuliner, persewaan ban atau peralatan rafting sederhana, bahkan nantinya bisa dibuat tempat homestay, maka akan sangat bagus. Persoalan infrastruktur jalan, ada tahapannya. Desa wisata tersebut harus ada izin surat resmi dari pemerintah desa setempat. Sebenarnya, bila akses kesana ada spot pemandangan menarik, bisa saja dibuat persewaan mobil jeep sehingga bisa menjadi tambahan pemasukan bagi pemuda sekitar,” jelas Politikus PPP itu.

Mengenai promosi, DPRD bersama Dinas Pariwisata akan mendorong lewat beberapa program pengembangan desa wisata. Karena, setiap tahunnya ada sokongan dana bagi penggerak desa wisata.
“Kami bersama Dinas Pariwisata siap memberikan pendampingan agar nantinya Pesona Garda bisa menjadi ikon wisata air seperti di beberapa desa wisata lainnya. Hal itu mengingat saat ini Pemerintah Provinsi sedang menggenjot wisata sebagai sokongan pendapatan daerah,” jelasnya. (setyo/ariel)