KERAJINAN PERAK. Komisi B DPRD Provinsi Jateng saat melihat kerajinan perak di HS Silver Kotagede Provinsi DIY, Senin (9/11/2020), terkait Raperda tentang Penguatan Pelaku Ekonomi Kreatif. (foto rahmat yasir widayat)
YOGYAKARTA – Selama pandemi Covid-19 melanda, permintaan kerajinan perak di Kotagede Provinsi DIY turun drastis. Meski begitu, ‘HS Silver’ yang merupakan salah satu perusahaan kerajinan perak terus berupaya melakukan inovasi dan transformasi usahanya.
Perlahan tapi pasti, perusahaan yang didirikan oleh Harto Suharjo sejak 1953 itu mulai menggeliat menuju masa New Normal (adaptasi kebiasaan baru). Melihat semangat dan kegigihan pelaku usaha itu, Komisi B DPRD Provinsi Jateng mengaku sangat mendukung upaya kreatif HS Silver saat mencari solusi atas stagnasi usaha kerajinan utamanya selama kondisi pandemi ini.

Dalam hal ini, Komisi B mendapatkan masukan langsung dari pelaku usaha untuk menguatkan data dan informasi dalam penyusunan draft Raperda tentang Penguatan Pelaku Ekonomi Kreatif yang masuk Prolegda pada 2020 ini.
Pada kesempatan itu, Anggota Komisi B DPRD Provinsi Jateng Pujo Widiono mengaku sangat tertarik terhadap kreatifitas dan inovasi HS Silver yang mengemas proses produksi kerajinan perak menjadi workshop atau pelatihan menjadi komoditas wisata yang bisa dijual kepada wisatawan. Paket Wisata Workshop itu menawarkan pengalaman sekaligus edukasi mengenai proses awal sebuah kerajinan dikerjakan hingga menjadi perhiasan atau sovenir yang siap dijual.
“Saya kira yang dilakukan HS Silver saat mencari solusi mengatasi persoalan itu bagus sekali, bagaimana menjadikan proses orang kerja menjadi atraksi wisata ini adalah upaya kreatif. Apalagi, inovasi membuka kelas pelatihan yang ternyata juga bagus sekali sehingga meningkatkan hasil dan value usaha kerajinan ini,” puji Anggota Fraksi PDI Perjuangan itu, Senin (9/11/2020).

Sebelumnya, Manager Pemasaran HS Silver Kotagede menjelaskan pihaknya sempat tutup selama 3 bulan dari bulan Maret hingga Juni 2020 akibat lesunya permintaan selama pandemi global yang tengah berlangsung. Dengan keinginan agar tetap eksis dan produktif selama pandemi, pihaknya melakukan terobosan dengan mengemas proses produksi itu menjadi atraksi wisata dengan menawarkan experience atau pengalaman terhadap wisatawan terutama mancanegara.
Para turis diberi kesempatan melihat secara langsung tahap demi tahap perajin saat menghasilkan karya kerajinan yang benilai seni dan ketelitian tinggi hingga menjadi produk yang siap dipasarkan. Dia bersyukur pada Oktober lalu mulai ada harapan dengan datangnya order dari buyer luar negeri terutama Timur Tengah dan Eropa. (rahmat/ariel)