KINERJA BAGUS. Komisi C DPRD Provinsi Jateng berdiskusi soal kinerja keuangan di Kantor BPR BKK Karangmalang Cabang Solo, Senin (11/10/2021). (foto teguh prasetyo)
SURAKARTA – Komisi C DPRD Provinsi Jateng mengapresiasi keberanian BPR BKK Karangmalang Sragen yang membuka cabang di Kota Solo, mengingat baru pertama kali BPR BKK dari kabupaten melakukan ekspansi ke kota. Hal tersebut terungkap saat Komisi C meninjau langsung Kantor BPR BKK Karangmalang Cabang Solo, Senin (11/10/2021).

Saat berdiskusi dengan jajaran manajemen BPR BKK, Anggota Komisi C DPRD Provinsi Jateng Sarno menyampaikan apresiasi kepada bank tersebut. Karena, dalam waktu 3 minggu, sudah memiliki aset sebesar Rp 1,60 miliar.
“Kami sangat mengapresiasi kinerja BPR BKK Karangmalang Cabang Solo. Ke depan, kalau bisa kreditnya dikejar bank ini adalah pelaku UMKM dan pedagang kecil. Harapan kami, mudah-mudahan akan membawa berkah kesejahteraan masyarakat, mengangkat perekonomian di Kota Solo terutama pelaku UMKM,” katanya.

Anggota Komisi C lainnya, Siti Rosidah, menyampaikan Indikator yang menarik adalah dalam waktu 1 bulan kreditnya sudah mencapai Rp 1,3 miliar. Artinya, hal itu menjadi sebuah indikator bahwa membuka cabang di Kota Solo sudah terukur dihitung dari potensi yang akan disasar.
“BPR BKK pertama kali ekspansi, luar biasa. Saya harap bisa menjadi pilot project bagi BPR BKK di Jateng. Ketika pasar sudah jenuh, bisa melakukan ekspansi seperti BPR BKK Karangmalang,” kata Siti.

Sementara, Anggota Komisi C DPRD Provinsi Jateng Padmasari Mestikajati meminta BPR BKK Karangmalang untuk mengembangkan sistem digitalisasi. Mengingat, banyak kaum milenial di Kota Solo dengan potensi UMKM hingga 3.480 dan 139 pasar tradisional.
“BPR BKK Karangmalang sudah buku 3, sudah bisa mengajukan ATM. Digitalisasinya perlu dikembangkan. Sebagai 4 BPR BKK terdepan di Jateng, terutama di Kota Solo. Mudah-mudahan ada aplikasi menarik bagi konsumen,” harapnya.

Senada, Anggota Komisi C DPRD Provinsi Jateng Sukardiono meminta agar BPR BKK fokus pada sektor UMKM. Karena, selama ini kondisi psikologis pedagang di pasar selalu ingin mendapatkan pinjaman mudah, meski dengan bunga besar sekalipun sehingga seringkali menjadi celah para rentenir masuk.
“Mudah mudahan dengan berdirinya BPR BKK di Karangmalang bisa mensupport UMKM yang ada di pasar-pasar tradisional dengan bunga yang membantu. Sebagai contoh, bunga dibawah 0,75 persen kan benar-benar membantu tapi jangan dibesarkan di profit dan biaya adminnya. Walaupun tujuan utama mendirikan bank itu profit tapi mencoba support ke UMKM perlu dan benar-benar dikedepankan sehingga bisa menghindari dari rentenir-rentenir,” terang Sukardiono.
Menanggapinya, Direktur Utama BPR BKK Karengmalang Sragen Raji menyampaikan pembukaan cabang di Kota Solo memerlukan waktu cukup panjang sejak 2016 hingga akhirnya bisa mulai beroperasi sejak 16 September 2021. Tercatat sampai akhir September 2021, sudah memiliki aset Rp 1,6 miliar.
Tabungan Rp 1,08 miliar, deposito Rp 483 juta, kredit Rp 1,33 miliar dan laba masih minus Rp 116 juta. Diperkirakan, balik modal atau BEP pada tahun ketiga.
“Mengenai pelayanan, kami tidak membatasi pelayanan. Besar-kecil nasabah kami layani semua. Bahkan, kami tidak menolak kredit yang kecil. Tapi, kalau kredit kecil saja, targetnya tidak nutup. Kecil tetap dilayani, yang besar juga dilayani,” kata Raji.
Mengenai digitalisasi, lanjut dia, kini sudah dalam proses pengerjaan. Awalnya akan mengembangkan ATM tapi setelah diperhitungkan tidak masuk dibandingkan biaya investasinya, mengingat penggunanya hanya antar kecamatan. Sehingga, saat ini pihaknya mengalihkan untuk mengembangkan mobile banking. (teguh/ariel)