BAHAS PAD. Sriyanto Saputro saat menjadi pembicara dalam Dialog Parlemen Radio Elshinta 91 FM Semarang, di Studio BerlianTV, Gedung Berlian Jalan Pahlawan Nomor 7 Kota Semarang, Selasa (29/9/2020), membahas soal upaya peningkatan PAD di masa New Normal (adaptasi kebiasaan baru) bersama Sri Sulistyati. (foto ariel noviandri)
GEDUNG BERLIAN – Upaya refocusing (pemfokusan kembali) anggaran daerah selama pandemi Covid-19 telah berdampak pada turunnya pendapatan asli daerah (PAD). Meski begitu, DPRD Provinsi Jateng tetap meminta ada upaya strategis untuk meningkatkan PAD pada tahun ini.
PAD di Masa New Normal
Demikian disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi C DPRD Provinsi Jateng Sriyanto Saputro, saat menjadi pembicara dalam Dialog Parlemen Radio Elshinta 91 FM Semarang, di Studio BerlianTV, Gedung Berlian Jalan Pahlawan Nomor 7 Kota Semarang, Selasa (29/9/2020). Dalam dialog itu, ia mengatakan pada triwulan pertama 2020 telah terjadi penurunan PAD, mengingat adanya refocusing anggaran dalam penanganan Covid-19.
“Dampak dari PAD yang menurun itu yakni turunnya Belanja Daerah, mengingat ada refocusing. Oleh karena itu, semua pihak bisa diharap memahami kondisi tersebut,” kata Politikus Gerindra itu.

Ia juga berharap pemprov melalui instansi terkait tetap melakukan upaya peningkatan PAD tersebut. Hal itu bisa dilakukan dengan mencari pendapatan lain selain Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) seperti upaya optimalisasi BUMD dan aset-aset daerah yang dimiliki pemprov.
“Sebelum ada Corona, kami sudah mencoba untuk meningkatkan pajak selain PKB yakni melalui BUMD. Selain itu, optimalisasi aset-aset daerah. Setelah muncul pandemi, rekomendasi DPRD yakni upaya peningkatan pajak daerah itu tetap dijalankan, mengingat potensi BUMD dan masih banyaknya aset yang mangkrak. Kita tidak serta merta ‘jagakke’ PKB tapi bisa mencari jalan lain,” jelasnya.
Ia sendiri mengaku masih pesimis upaya-upaya tersebut bisa dilaksanakan karena pandemi belum berakhir. Meski begitu, upaya tetap dilakukan semaksimal mungkin guna peningkatan PAD.

Sementara, Plh. Kepala Bapenda Provinsi Jateng Sri Sulistyati mengaku sepakat dengan adanya upaya pendapatan selain PKB tersebut. Karena, saat ada pandemi, terjadi penurunan pendapatan PKB dan retribusi. Untungnya, lanjut dia, masih ada sumber pendapatan lain yakni Pajak Air Permukaan dan Pajak Rokok yang dapat menopang PAD.
“Pajak Air Permukaan terkoreksi positif 3,8 persen dan Pajak Rokok 25,50 persen. Mudah-mudahan, dari pajak itu bisa tetap meningkatkan PAD,” harapnya.

Soal aset, kata dia, sebelumnya ada rekomendasi dari Badan Anggaran (Banggar) DPRD Provinsi Jateng agar dilakukan upaya pemetaan aset-aset daerah. Namun, pelaksanaannya pada tahun ini diundur pada 2021 akibat pandemi.
“Nantinya, pada 2021 mendatang juga dilakukan riset mengenai inventarisir aset-aset daerah tersebut,” pungkasnya. (ariel/priyanto)