BICARA PENDIDIKAN. Muh. Zen berbincang dengan para siswa SMK Nahdlatul Ulama Gembong Kabupaten Pati, Selasa (15/2/2022), membahas KBM selama pandemi. (foto ayu utaminingtyas)
PATI – Kegiatan belajar & mengajar (KBM) selama pandemi Covid-19 sempat terhambat, yang berdampak pada berhentinya pembelajaran tatap muka (PTM) dan mengharuskan siswa mengikuti KBM secara online. Hal itu menjadi perhatian Muh. Zen, Anggota Komisi E DPRD Provinsi Jateng, saat mengunjungi Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama (NU) Gembong Kabupaten Pati, baru-baru ini.
Bukan hanya karena dirinya alumni di sekolah tersebut, namun perhatiannya itu lebih pada perkembangan akademik dan sikap/ perilaku yang dimiliki siswa selama mengikuti KBM secara online. Ketika memasuki gerbang sekolah, dirinya langsung terhanyut dengan kenangan masa lalu bersama teman dan guru.
Disana, beberapa guru langsung menyambutnya dan mengajaknya bertemu dengan Sukahar selaku Ketua Yayasan Al Maarif NU Gembong Kabupaten Pati. Perbincangan yang terjalin tampak hangat membahas seputar perkembangan sekolah dan anak didik.
Menyinggung soal PTM, Muh. Zen menilai para siswa penting untuk bertemu dengan guru dan bersosialisasi secara langsung. Karena, ia menilai pendidikan itu bukan hanya aspek akademik semata tapi pendidikan juga soal perilaku, praktik, dan aspek lainnya seperti keagamaan yang bisa didapat di sekolah. Sebagai contoh, ada beberapa siswa di Rembang yang belum bisa baca dan tulis karena minimnya bimbingan dari guru.
“Kami tetap mendorong pemerintah agar pendidikan tidak menjadi klaster. Meskipun ada aturan tapi harus tetap diatur antara daring (dalam jaringan/ online) dan luring (luar jaringan/ offline),” kata Politikus PKB itu.

Menanggapi kondisi saat ini, Sukahar menilai protokol kesehatan (prokes) itu penting tapi juga bukan yang utama. Menurut dia semua permasalahan kehidupan itu bisa diatasi dengan doa kepada Tuhan.
“Untuk itu, masyarakat tetap harus berdoa, terlebih selama kondisi pandemi,” kata Sukahar.

Usai berbincang-bincang santai dengan Sukahar, Muh. Zen menyempatkan untuk menyapa para siswa SMK yang mendapat ‘jatah’ PTM di ruang kelas. Saat masuk ke ruangan, terlihat para siswa sedang asyik mendengarkan penjelasan dari gurunya.
“Disini, saya cuma ingin berpesan agar siswa tetap memanfaatkan gadget nya selama pembelajaran online. Pergunakan dan manfaatkan gadget kalian itu dengan sebaik-baiknya. Dan, silahkan bermain medsos (media sosial) tapi tetap bijak,” pesannya kepada para siswa.

Setelah mengunjungi sekolah tempat dirinya menempa ilmu, dilanjutkan ke kediaman Buchori di Desa Bakaran Wetan sebagai pusat perajin batik tulis. Ia diantar oleh Kepala Desa Bakaran Wetan Wahyu Supriyo.
Sesampainya di rumah Buchori, ia merasa kagum dengan karya batik tulis yang dihasilkan. Ia berharap Batik Tulis Bakaran Wetan itu bisa terus dipromosikan agar banyak masyarakat yang meminatinya dan penjualannya semakin meningkat.
“Memang, selama pandemi penjualannya menurun. Namun, diharapkan pemerintah dapat ikut meningkatkan penjualannya dengan cara mempromosikannya,” ujarnya dihadapan para perajin yang sedang asyik membatik.
Tidak hanya mengunjungi perajin batik, ia juga menggelar acara lomba masak tempe di kampung halamannya di Bungasrejo. Acara itu dilaksanakannya semata hanya untuk menjalin silaturahmi, kekeluargaan, dan keakraban dengan masyarakat setempat.
Sebelum mendatangi sekolah, perajin batik, dan lomba masak, Muh. Zen menyempatkan diri menikmati suasana alam di Kebun Jeruk Pamelo Bageng. Ia mengaku senang dengan budidaya tanaman tersebut karena mampu menjadi ciri khas Kabupaten Pati. (ayuutami/priyanto)