LIHAT ALPUKAT. dokter Sholehah Kurniawati melihat varietas alpukat unggul Dusun Kalibening Desa Kebondalem Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang, Minggu (6/3/2022). (foto ayu utaminingtyas)
JAMBU – Kabupaten Semarang merupakan salah satu kabupaten yang banyak memiliki dataran tinggi. Dengan topografi itu, Kabupaten Semarang mampu menjadi penghasil sayur dan buah, salah satunya alpukat.

Bersama dokter Sholehah Kurniawati, Anggota Komisi B DPRD Provinsi Jateng dari Fraksi PPP, acara ‘Dialog Proaktif DPRD Provinsi Jateng’ baru-baru ini membahas potensi yang dimiliki Kabupaten Semarang tersebut. Dalam rangkaian acara itu, Sholehah berkunjung ke Dusun Kalibening Desa Kebondalem Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang yang terkenal sebagai Kampung Alpukat dimana 90% masyarakatnya mengembangkan bibit alpukat varietas unggul.
Saat bertemu dan berdialog dengan Mulyanto selaku Kepala Dusun (Kadus) sekaligus Perintis Kelompok Tani, diceritakan bahwa pembibitan alpukat dimulai sejak 2003. Awalnya, kata Mulyanto, sangat sulit meyakinkan masyarakat dalam upaya pembibitan alpukat tersebut,
“Kami, Kelompok Tani Ngudi Rahayu, notabene produksi bibit alpukat Kalibening. Alpukat itu sudah bersertifikat. Untuk pemasarannya sudah mencapai diluar Pulau Jawa. Pemasarannya kini lewat sosmed. Alpukat unggulan kami adalah Pluwang. Kelebihannya yakni besar, mengkilat, dan mentega,” tutur kadus.

Dikatakannya pula, kelompoknya juga menangkar bibit alpukat dari berbagai jenis varietas. Biji alpukatnya, kata dia, bisa dikembangkan untuk kopi sebagai resep diet.
“Prosesnya, keringkan seperti kopi biasa, digiling, dan diseduh dengan air panas,” singkatnya.
Mendengar hal itu, Sholehah mengaku sangat mendukung upaya kelompok tani tersebut. Karena, saat melihat potensi hortikultura itu, ia meyakini hal itu mampu meningkatkan perekonomian masyarakat tanpa harus urban ke kota.
“Kita akan mengusulkan jalan beton. Pemerintah juga sering sekali mengadakan pelatihan untuk pengembangan alpukat tersebut. Selain itu, ekspo selalu diikutsertakan untuk mempromosikannya,” kata dokter atik, sapaan akrabnya.

Sebelum bertandang ke kebun alpukat, pagi hari dokter Atik menyempatkan diri untuk mengajak warga di sekitar kediamannya di Banyubiru untuk senam bersama. “Menjaga kesehatan dan imunitas sangat penting dalam situasi pandemi seperti ini,” katanya.
Usai senam, ia menyapa masyarakat di pasar tiban Desa Gedong Kecamatan Banyubiru yang pengelolaannya dilaksanakan BUMDes. Dilanjutkan ke Kelompok Tani Gedong yang mengelola ternak sapi kemudian kelompok tani diBanyunganti Kebondalem Kecamatan Jambu, dan terakhir ke Kelompok Tani Ngudi Rahayu IV yang mengelola kafe Dusun Sirap. Di kafe itu menyuguhkan kopi unggulan lokal dan wisata kebun kopi. (ayuutami/ariel)