LALU LINTAS. Wahyudin Noor Aly membahas soal berlalu lintas kepada siswwa dalam dalam rangkaian kegiatan ‘Dialog Proaktif DPRD Provinsi Jateng,’ Kamis (9/3/2023). (foto choirul amin)
BREBES – Kasus kecelakaan yang tinggi menjadi perhatian Komisi D DPRD Provinsi Jateng. Polda Jateng mencatat, sepanjang 2022 terjadi 29.772 kecelakaan, sedangkan korban terbanyak adalah generasi milenial.
Anggota Komisi D DPRD Provinsi Jateng Wahyudin Noor Aly menilai pemerintah punya tanggungjawab agar masyarakat tidak menjadi korban keganasan jalan raya. “Kecelakaan terbesar itu pada usia milenial. Maka, pemerintah sangat berkepentingan memberikan edukasi kepada para mileneal. Sehingga, anak sekolah bisa memahami mengenai pentingya tertib dalam berlalu-lintas,” ungkapnya dalam rangkaian kegiatan ‘Dialog Proaktif DPRD Provinsi Jateng,’ Kamis (9/3/2023).

Anggota Fraksi PAN DPRD itu juga menyampaikan, pihaknya terus mensosialsasikan mengenai tertib dalam berlalu-lintas kepada generasi milenial ke sekolah-sekolah. Seperti yang telah dilaksanakan di SMA Al-Irsyad Kota Tegal, pihaknya menggandeng Dinas Perhubungan Provinsi Jateng melaksanakan kegiatan ‘Sosialisasi Keselamatan Lalu Lintas’ dengan tema ‘Kepatuhan & Tata Cara Berlalu Lintas yang Baik.’
“Kita mencoba untuk memberikan kesadaran agar tertib berlalulintas. Sangat sia-sia kalau mereka menjadi korban ketidaktahuan karena ada ego, gaya, dan lain-lain. Kami menghimbau agar mereka tidak menjadi korban ketidaktahuan,” ungkap pria asal Kabupaten Brebes itu.

Pria yang akrab disapa Mas Goyud tersebut menggarisbawahi, pihaknya sebagai Anggota DPRD tidak dalam rangka memberikan larangan, namun mencoba memberikan kesadaran kepada generasi milenial. Mengingat, mereka adalah para pewaris bangsa ke depannya sehingga harus dijaga keselamatannya.
“Kenapa penting karena bangsa ini ke depan tergantung pada generasi ini. Brebes mau maju atau tidak, tergantung pada generasi milenial ini. Kami tidak ingin generasi milenial ini malah menjadi korban. Bayangkan saja, generasi milenial ini menjadi korban, menjadi rusak atau cacat. Generasi unggul tidak sempat panen, baru setengah jalan, dan sudah rusak,” ungkapnya, saat memberikan sosialisasi kepada Siswa SMK Muhammadiyah Bulakamba.
Selain melaksanakan sosialisasi kepada genersi milenial, pihaknya juga menyasar orang tua siswa dengan melaksanakan sosialisasi di Desa Bulakamba. Sosialisasi tersebut menyasar orang tua agar juga menjaga anak-anak mereka dalam berkendara. Mengingat, faktor terjadinya kecelakaan adalah human eror, kondisi kendaraan, kondisi jalan, dan faktor lingkungan.
“Kita juga sasar orang tuanya. Disamping korbannya adalah anak milenial, orang tua kan orang yang menjadi korban juga ketika anaknya kecelakaan. Harapannya, orang tua juga ikut membantu untuk meminimalisir terjadinya resiko kecelakaan,” pungkasnya. (teguh/ariel)