JADI NARASUMBER : Ketua Komisi E Abdul Hamid bersama narasumber lainnya mengisi acara Dialog Empat Pilar di Kota Pekalongan.(foto: azar alhadi)
PEKALONGAN – Ketua Komisi E Abdul Hamid mendorong dan mengajak pemerintah daerah khususnya pemerintah provinsi untuk menjadi support system bagi santri pondok pesantren di Jateng. Demikian diungkapkan dalam acara Dialog Empat Pilar Kebangsaan : Cinta Tanah Air di Lingkungan Pesantren, yang digelar di lobi Hotel Dafam Kota Pekalongan, Kamis (9/11/2023).

Dikatakannya, sekarang ini Jateng telah miliki Perda No 10/2023 tentang Fasilitas dan Sinergisitas Pengembangan Pesantren. Artinya para santri yang berada di pesantren seharusnya sekarang ini sudah terfasilitasi untuk semakin mengembangkan pendidikan pondok pesantren. Menurutnya pola pendidikan di pondok pesantren sudah tepat untuk bangsa Indonesia. Coraknya pun sama sekali tidak menyentuh pada ajaran radikalisme.
“Substansi dari dakwah atau ajaran-ajaran di lingkungan pondok pesantren jangan melenceng ke radikalisme, artinya mengenai nasionalisme kebangsaan tergantung dari guru, ustadz atau kiainya. Apa yang diajarkan kiainya pasti santri-santri di pesantren akan mengikuti ajarannya. Contoh, jika kiai atau guru itu mengikuti atau mengadakan upacara peringatan nasional atau yang mengandung nilai-nilai Pancasila, kebangsaan, saya kira aman dari radikalisme”, Tandasnya.

Sementara, Kasi Kementerian Agama Kabupaten Pekalongan Sujud Al-Qudsy mengatakan kegiatan-kegiatan di pesantren sudah bernasionalisme saat menggelar acara seperti sosialisasi atau pengajian akbar.
“Dalam acara pondok pesantren yang biasanya kami gelar itu turut mengundang mulai dari pihak aparat, jaksa, dari pemerintahan juga ada untuk sosialisasi kepada para murid di pesantren, nah itu sudah termasuk mengandung nilai-nilai dalam nasionalisme”, ucapnya.

Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Kabupaten Pekalongan KH M Nur Alif Wasnadi menambahkan, terdapatnya pembelajaran mengenai kebangsaan NKRI Pancasila yang sudah di terpakan di pondok pesantren supaya para murid pesantren tertanam rasa toleransi.
“Seperti memperingati hari pahlawan dengan agenda semangat jihad dalam kemerdekaan terhadap pahlawan, dalam kegiatan itu kami adakan juga doa bersama untuk para pahlawan terdahulu,” imbuhnya.(ayuut/priyanto)