DIALOG WAYANG. Anggota DPRD Jateng Anton Lami Suhadi bersama Wabup Klaten dan dalang Ki Bagong Darmono menjadi narasumber berdiskusi soal wayang. (foto teguh prasetyo)
KLATEN – Dalang Ki Bagong Darmono berhasil mengkolaborasikan kesenian wayang dengan teknologi dengan menayangkan secara langsung setiap pementasan wayang di media sosial. Hal tersebut disampaikan oleh anggota Komisi E DPRD Jateng Anton Lami Suhadi dalam acara dialog “Nguri-uri Budaya Bersama DPRD Jateng” di Padepokan Seni Bagonk Group Klaten, Kamis (31/3/2022).

Acara dialog yang disiarkan langsung di Radio Salma 103.3 FM Klaten dan siaran tunda di INews TV itu juga menghadirkan Wakil Bupati Klaten Yoga Hardaya dan Dalang Ki Bagong Darmono.
“Saya memilih kesenian tradisional wayang kulit karena mengandung filosofi dan banyak pitutur-pitutur yang baik. Dan memilih dalangnya Ki Bagong karena bisa menyajikan budaya tradisional bisa diterima semua kalangan,” ungkap anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Jateng tersebut.

Dia menambahkan, kegiatan nguri-uri budaya yang diselenggarakannya melalui Humas DPRD Jateng tersebut bertujuan untuk melestarikan budaya Jawa. Dengan menghadirkan Ki Bagong, supaya anak muda tahu dan mengerti tentang wayang. Dengan kreasi dan inovasinya mengemas kedalam bentuk modern sehingga dapat dengan mudah diterima oleh generasi muda. Namun tetap menjaga pesan yang disampaikan tidak keluar dari pakem cerita.
“Bisa nggasaki kebijakan pemerintah tapi dengan guyon waton. Tidak monoton sehingga tidak ngantuk. Dengan inovasi ini, agar tidak tergerus jaman,” jelasnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Klaten Yoga Hardaya menyampaikan banyak seniman kondang lahir di Klaten. Di antaranya Dalang Ki Narto Sabdo, Ki Anom Suroto, Ki Warseno Slank, dan banyak lainnya. Hal tersebut dikarenakan Klaten diapit oleh dua Kota Budaya yaitu Yogyakarta dan Solo.
“Kami mendukung ada dewan kesenian juga, dalam rangka melestarikan budaya Jawa khususnya karawitan dan wayang kulit,” jelasnya.
Dia menambahkan, Klaten dalam rangka nguri-uri wayang kulit sudah bertahun-tahun menyenggarakan pergelaran wayang rutin setiap Selasa Kliwon di Gedung Pandanaran. Banyak dalang dari generasi muda diberikan kesempatan untuk tampil di sana.
“Namun, karena adanya pandemi maka sementara dihentikan dahulu. Setelah pandemi akan kita mulai lagi,” sambungnya.

Dalam kesempatan yang sama, Dalang Ki Bagong Darmono menyampaikan saat masa pandemi, pentas di luar masih terbatas. Hanya bisa mengadakan pentas virtual dengan dihadiri beberapa orang dan ditayangkan di kanal YouTube Bagonk Group Chanel.
Dia menyampaikan, alasan menggaet milenial karena ingin menciptakan generasi penerus. Dengan menampilkan di sosial media menciptakan penonton di kalangan generasi muda. Sehingga wayang tidak kondang kalangan tua saja. Sehingga bisa mengedukasi penonton untuk belajar menonton wayang yang sebenarnya.
“Lakon ‘Kresna Tandang‘ kami ambil tema tentang kebijaksanaan. Karena masyarakat seniman saat ini sangat membutuhkan kebijaksanaan. Kebijaksanaan dari semua lini baik pemerhati maupun pemerintah,” ungkapnya
Dia menambahkan, Klaten itu adalah kotanya Dalang. Terakhir tercatat ada sekitar 300 dalang. Dalang senior diwadahi di Dewan Kesenian dan dalang muda diwadahi Kopadi. (anif/priyanto)