MENCARI JATIDIRI. M. Saleh berdiskusi dengan Ketua Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) M Taufik. (foto azam hanif adin)
JAKARTA – Guna mencari sejarah awal Provinsi Jateng, Komisi A DPRD Provinsi Jateng berkunjung ke Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) di Jakarta, Jumat (10/01/2020). Kegiatan itu dilakukan karena beberapa waktu terakhir terjadi sebuah perdebatan mengenai kapan lahirnya Jateng.
Ketua Komisi A DPRD Provinsi Jateng Moh. Saleh menjelaskan bahwa kunjungan tersebut untuk menentukan langkah Jawa Tengah mencari jati dirinya melalui Arsip yang ada. Sehingga, tidak hanya mengenai waktu pasti terbentuknya Provinsi Jateng tetapi juga mengenai khasanah Jateng.
“Kami ingin belajar mengenai tata kelola Arsip yang baik seperti apa. Terutama, jika ingin mengetahui Jateng lebih jauh. Apa saja yang membentuk Jateng hari ini dan akan datang, dibutuhkan Arsip,” Ungkap Politikus Golkar itu.
Pihaknya berharap, dengan adanya kunjungan langsung ke ANRI, bisa terjalin kerjasama mengenai Arsip yang ada. Sehingga, Komisi A bersama Pemprov Jateng dapat mempelajarinya dengan seksama.

Menanggapi hal itu, Pelaksana Tugas Kepala ANRI M Taufik menjelaskan salah satu yang diperlukan adalah masyarakat yang sadar akan pentingnya arsip sebagai sebuah bukti kehidupan.
“Kami memahami bersama bahwa Arsip itu satu kali seumur hidup. Seperti pelantikan bapak dan ibu menjadi anggota DPRD Provinsi periode ini, arsipnya hanya satu. Jika ada lebih dari satu, maka diasumsikan itu tidak otentik. Jadi, penting dibangun kesadaran di masyarakat tentang pentingnya arsip,” ungkapnya, saat diskusi dengan Komisi A di Kantor ANRI.

Selain berdiskusi dan penjelasan mengenai kearsipan, Rombongan DPRD Provinsi Jateng diajak berkeliling melihat proses restorasi arsip serta beberapa koleksi arsip yang ada di ANRI seperti teks Proklamasi asli tulis tangan. Turut hadir dalam kunjungan Komisi A ke ANRI, Wakil ketua DPRD Provinsi Jateng Sukirman, Heri Pudyamoko, Ferry Wawan Cahyono, Quatly A Alkatiri, perwakilan Arsip Jateng, dan Sekretaris DPRD Jateng Urip Sihabudin. (cahyo/priyanto)