FOTO BERSAMA : Jajaran Komisi A berfoto bersama saat berada di Desa Pujon Selatan, Kabupaten Malang.(foto: teguh prasetyo)
MALANG – Ketua Komisi A DPRD Jateng Muhammad Saleh berharap kemajuan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang ada di Jawa Tengah berdampak langsung pada peningkatan ekonomi masyarakat sekitar. Selama ini ada sejumlah Bumdes yang maju, namun tidak berdampak pada perekonomian masyarakat dan kemajuan desanya.

“Kalau di sini kita lihat, masyarakat desa juga terlibat, baik dalam atraksi, parkir, UKM dan sebagainya. Sehingga pendapatan desa yang berkisar Rp 700 juta sampai Rp 1 miliar. Tapi pendapatan masyarakat yang menopang ini jauh lebih besar daripada pendapatan asli desa itu. Itu yang mungkin akan kami terapkan di Jawa Tengah.” ungkapnya usai kunjungan Komisi A ke Desa Pujon Selatan, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Kamis (17/3/2022).
Anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Jateng itu mengungkapkan, desa bisa mandiri ketika bisa mengelola potensi yang ada di daerahnya. Seperti Desa Pujon kidul yang telah berhasil mengoptimalkan potensinya melalui Bumdes dengan 11 bidang usahanya.
” Beberapa Bumdes di Jawa Tengah juga ada yang sudah maju. Seperti Umbul Ponggok Klaten dan beberapa desa lain di Magelang. Kami ingin yang maju itu bukan hanya Bumdesnya, tapi masyarakat desa juga menjadi penopang kemajuannya,” ungkapnya.

Senada dengan itu, anggota Komisi A DPRD Jateng Muhammad Yunus mengungkapkan, strategi yang dikembangkan di Desa Pujon Kidul sangat tepat dengan menggabungkan beberapa potensi yang ada di desa. Sehingga semua masyarakat mendapatkan manfaat dari Bumdes. Hal tersebut adalah kunci penting, karena rata-rata desa lain hanya punya satu potensi yang dikelola.
“Dikelola Bumdes sendiri, masyarakat tidak diakomodir. Sehingga keberadaan bumdes tidak dirasakan oleh masyarakat. Kalau di sini masyarakat merasakan manfaat nya, sehingga daya dukungnya sangat tinggi,” ungkap Anggota Fraksi PAN DPRD Jateng tersebut.

Kepala Desa Pujon Kidul Udi Hartoko menjelaskan, dalam kurun waktu 6 tahun berjalan sejak berdiri pada 2015 dengan menggunakan dana desa. Kini Bumdes Sumber Sejahtera telah memiliki 11 unit usaha. Unit usaha tersebut adalah Pengelolaan air bersih, Keuangan Agen 46, Unit Cafe Sawah, Unit Wisata Desa, Unit Parkir Wisata, Pengelolaan sampah, Toko Desa, Pertanian, Produksi Paving, Guest House, dan Pamoedjan Oleh-oleh.
“Tiga dusun yang ada di desa sudah kita petakan dengan potensi masing-masing. Dusun Krajan itu konsep menjadi wisata mise tourism, cafe sawah dan homestay. Kemudian Tulungrejo itu fokus pada kegiatan pariwisata berbasis budaya dengan kampung budaya. Dan terakhir Dusun Maron edukasi peternakan, home industri juga kami lakukan dan berdayakan,” jelasnya.
Dia menambahkan, setelah adanya Bumdes dan desa wisata, pendapatan asli desa meningkat signifikan. Dimana sebelumnya hanya Rp 40 juta per tahun, pada 2018 meningkat hingga Rp 712 juta. Kemudian pada 2019 pendapatan mencapai Rp 1,754 miliar. Dan di masa pandemi pun, meskipun cuma setengah tahun masih bisa membukukan keuntungan sejumlah Rp 833 Juta.
“Itu baru menghitung usaha Bumdes. Padahal usaha masyarakat lebih banyak daripada milik Bumdes. Kalau menghitung semuanya bisa tiga kali lipatnya. Itulah dampak yang mungkin menjadi unggulan kami,” pungkasnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Kabupaten Malang Didik Gatot Menyampaikan, pihaknya memiliki 181 desa wisata. Ada lima desa wisata yang tengah go publik. Satu di antaranya adalah Pujon Kidul yang telah mewakili Pemerintah Kabupaten Malang di tingkat nasional.
“Selain Pujon Kidul, masih ada Desa Wisata Sumber Sirah, Sumber Maron, Kebon Pring, dan Wringinanom dan beberapa potensi wisata yang dikelola oleh Pokdawis. Tentunya Pokdarwis bekerja sama dengan badan usaha milik desa,” jelasnya.(teguh/priyanto)